Setelah BTS, Giliran Blackpink yang Dikritik China

Cara personel Blackpink berinteraksi dengan panda dipermasalahkan warganet China.

EPA
Blackpink. Perselisihan bintang hiburan Korea Selatan dan penonton China kembali terjadi. Kali ini, Blackpink yang menjadi target kritiknya.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah episode acara realitas yang menampilkan grup K-pop Blackpink memegang bayi panda akhirnya dicabut. Keputusan itu diambil setelah ada tuduhan di China bahwa Blackpink memperlakukan harta nasional Negeri Tirai Bambu itu dengan cara yang salah.

Kasus ini menjadi perselisihan terbaru antara bintang hiburan Korea Selatan dan penonton di negara tetangga. Bulan lalu, grup BTS juga dikritik keras di China karena pentolannya menyampaikan pernyataan tentang Perang Korea. Sejak itu, beberapa produk terkait BTS dihapus dari situs-situs China.

Baca Juga



Fu Bao, panda pertama yang lahir di Korea Selatan untuk pertama kalinya diperkenalkan kepada publik pekan lalu. Orang tua Fu Bao tiba pada 2016, didatangkan dari provinsi Sichuan, China, rumah dari panda raksasa, bagian dari "diplomasi panda" China.

Blackpink memasukkan cuplikan video di mana anggotanya memegang bayi panda di Youtube awal bulan ini.

Sebagian media lokal China dan warganet protes karena Blackpink menyentuh Fu Bao dengan tangan kosong dan memakai riasan tebal. Mereka mengatakan itu dapat mengancam kesehatan bayi panda. Komentar itu memicu kehebohan di Weibo, aplikasi semacam Twitter versi China.

Hingga Selasa, dikutip dari Reuters, ada jutaan penayangan dan 55 ribu unggahan dengan tagar "Cara Blackpink memegang bayi panda salah" di Weibo.

Episode lengkapnya rencananya akan ditayangkan pada 7 November, namun akhirnya ditunda, menurut label YG Entertainment.

"Saat Blackpink bertemu bayi panda, semua anggota mengenakan sarung tangan, masker dan pakaian pelindung... Tangan dan sepatu mereka didisinfeksi di setiap transisi," kata agensi dalam pernyataan.

Tagar "Blackpink" dan "Panda" jadi trending di Twitter Korea Selatan pada akhir pekan lalu. Sebagian warganet Negeri Ginseng membalas kritikan itu, mendesak Korea Selatan "mengembalikan panda" atau mengatakan "panda bukan milik kami dan lagi pula terlalu mahal biaya membesarkan mereka."

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler