Turki Klaim Pendidikan Era Pandemi Dipuji Menteri Dunia
Turki menyebut apresiasi menteri dunia atas pendidikan Turki era pandemi
REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Menteri Pendidikan Turki, Ziya Selçuk, mengatakan pemerintah di seluruh dunia terus mengucapkan selamat kepada penanganan pendidikan Turki di tengah pandemi virus Covid-19.
Dia mengatakan, pandemi membawa banyak tantangan dan menyoroti apa sangat diperlukan bagi pendidikan dan guru.
“Ya, pandemi Covid-19 telah menimbulkan hambatan dan menghentikan pendidikan. Kami melewati semua rintangan tersebut dan melanjutkan perjalanan dengan membuat jalan baru," kata Selçuk di Jaringan Informasi Pendidikan (Education Information Network/EBA), dilansir Daily Sabah, Selasa (17/11).
Menurutnya, mempertahankan pendidikan selama pandemi adalah upaya yang monumental dan itu tidak akan mungkin terjadi tanpa pengorbanan para guru. Dia mengucapkan rasa terimakasih kepada semua guru.
Turki beralih ke pendidikan daring setelah sekolah ditutup selama sisa tahun akademik terakhir sejak pengumuman pasien Covid-19 pertama. Meskipun EBA diperkenalkan bertahun-tahun lalu untuk membantu upaya pendidikan jarak jauh, EBA dengan cepat dan diperluas untuk menyambut jutaan siswa setelah penutupan kampus.
“Dengan keahlian dan pengalaman yang telah kami kumpulkan selama proses tersebut, EBA akan terus berkembang setelah pandemi selesai,” ujar dia.
Berkat upaya para guru dan pakar lainnya untuk menjadikan EBA sebagai pengganti pendidikan yang layak, EBA telah menjadi platform pengajaran daring yang paling banyak dikunjungi di dunia.
Dalam membahas proses pembukaan kembali sekolah, Selçuk mengatakan Turki berhasil memperkenalkan kembali siswa ke ruang kelas selama pandemi dengan tingkat kehadiran mencapai di atas 80 persen. Turki juga berhasil memberikan kursus sertifikat daring kepada lebih dari 1,9 juta guru selama proses tersebut.
Sekolah tatap muka
Setelah kasus Covid-19 menurun seiring datangnya musim panas, kementerian mulai menyusun rencana untuk membuka sekolah tahun akademik 2020-2021.
Rencana awal ditunda beberapa kali, kementerian akhirnya memutuskan pendekatan yang lebih lambat untuk masalah tersebut dan mengumumkan sekolah akan kembali tatap muka dalam rencana multifase.
Alasan di balik rencana tersebut adalah untuk menilai kelayakan sekolah tatap muka selama pandemi dan untuk menghindari terjadinya keramaian. Menurut rencana kementerian, taman kanak-kanak dan siswa kelas satu adalah yang pertama kembali ke sekolah.
Karena pembukaan awal berjalan lebih lancar dari yang diharapkan, pelayanan berlanjut ke fase 2. Kali ini memungkinkan siswa kelas dua, tiga, empat, delapan, dan 12 untuk kembali ke sekolah pada 12 Oktober.
Setelah rangkaian tindakan pencegahan yang dilakukan di seluruh kampus terbukti efektif di antara jutaan siswa, kementerian memutuskan untuk memulai fase 3, di mana siswa kelas lima dan sembilan bergabung dengan sesama siswa di sekolah.
Jika semua berjalan sesuai dengan rencana kementerian, gelombang terakhir siswa, yakni siswa kelas enam, tujuh, 10 dan 11 akan kembali ke sekolah pada pekan depan, sehingga menyelesaikan pembukaan kembali sekolah sepenuhnya.