Sembuh dari Covid-19, Salah Satu Pendiri Pizza Hut Meninggal
Frank Carney beberapa waktu lalu dinyatakan sembuh dari Covid-19.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Frank Carney, salah satu pendiri restoran cepat saji Pizza Hut di Wichita, Amerika Serikat (AS) meninggal dunia pada Rabu (2/12). Ia wafat di usia 82 tahun, setelah berjuang melawan pneumonia kronis.
Menurut laporan, Frank beberapa waktu lalu pulih dari infeksi virus corona jenis baru (Covid-19). Sebelumnya, selama lebih dari satu dekade, ia telah menderita Alzheimer.
Wichita Eagle melaporkan, Frank meninggal di kediamannya di Wichita pukul 04.30 pagi waktu setempat. Tidak disebutkan secara rinci, apakah penumonia yang menyebabkan kematiannya ataupun masih terkait dengan Covid-19.
Frank memulai bisnis piza bersama dengan kakak laki-lakinya, Dan Carney pada 1958. Saat itu, ia masih berusia 19 tahun dan merupakan mahasiswa di Wichita State University.
Bisnis piza pertama kali dimulai dengan meminjam uang sebanyak 600 dolar AS dari ibu mereka. Tak ada yang menyangka, usaha ini berkembang menjadi besar hingga Pizza Hut dikenal oleh hampir semua orang di dunia, termasuk di Indonesia.
Frank mengaku memulai bisnis yang bertujuan agar dirinya dapat membantu membayar biaya kuliahnya sendiri. Ia pun mengatakan, tidak peduli dengan kondisi perekonomian saat itu, karena tekadnya yang kuat.
"Kami tidak peduli siapa yang berada di Gedung Putih atau berapakah tingkat pengangguran saat itu. Bagi pengusaha, yang dipikirkan hanyalah apakah ada pasar untuk produk? Bisakah saya menjualnya?” ujar Frank saat berbicara di sebuah konferensi kewirausahaan pada 1992.
PepsiCo membeli Pizza Hut seharga 300 juta dolar AS pada 1977. Selama bertahun-tahun setelahnya, Frank terlibat dalam berbagai bisnis, termasuk di antaranya perusahaan makanan, real estat, minyak dan gas, otomotif, persewaan, dan bisnis rekreasi.
Hanya lima dari sekitar 20 perusahaan yang secara keseluruhan memberi keuntungan. Namun, sang kakak Dan mengatakan bahwa itu sebenarnya bukan hasil yang buruk.
“Frank mungkin kehilangan sebagian besar dari apa yang dia buat di Pizza Hut, tapi ia tidak depresi dan hanya agresif untuk membangun sesuatu yang berbeda,” jelas Da.
Ketika PepsiCo memutuskan untuk memindahkan kantor pusat Pizza Hut dari Wichita ke Dallas, Frank mengatakan bahwa itu adalah kesalahan. Namun, hal ini memperkuat keputusannya untuk membuka franchisee Papa John's Pizza pada 1990-an dan bersaing dengan mantan rekan bisnisnya di Wichita.
Frank memiliki salah satu waralaba Papa John’s Pizza terbesar. Ia terus bekerja secara aktif mengurus bisnis-bisnisnya, hingga mengalami penyakit Alzheimer.