Belarusia Kembali Tangkap Ratusan Pengunjuk Rasa

Pengunjuk rasa masih menuntut Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mundur

AP/STR
Pensiunan Belarusia yang mengenakan masker wajah untuk melindungi dari virus korona menghadiri rapat umum oposisi untuk memprotes hasil resmi pemilihan presiden di Minsk, Belarusia, Senin, 23 November 2020.
Rep: Lintar Satria Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, MINSK -- Pihak berwenang Belarusia menangkap 300 lebih pengunjuk rasa yang turun ke jalan di ibu kota Minsk dalam demonstrasi yang berlangsung pada pekan ke-18. Pengunjuk rasa masih menuntut Presiden Alexander Lukashenko yang mereka nilai mencurangi pemilu untuk mundur.

Baca Juga


Pada Ahad (6/12) kemarin ribuan orang turun dalam pawai-pawai kecil yang digelar di seluruh kota Minsk. Taktik baru pengunjuk rasa agar polisi kesulitan untuk menangkap mereka.

"Kami percaya! Kami bisa! Kami akan menang!" seru pengunjuk rasa.

Sejumlah orang mengenakan kostum Santa Claus dan topeng berbentuk Lukashenko. "Beri Belarusia kado: pergi' tulis salah spanduk yang dibentangkan pengunjuk rasa.

Polisi Belarusia mengatakan mereka menahan sekitar 300 orang. Organisasi hak asasi manusia Viasna merilis 215 nama orang yang ditahan di Minsk dan kota-kota lain.

Sejak komisi pemilihan umum mengumumkan kemenangan Lukashenko untuk keenam kalinya pada 9 Agustus lalu. Belarusia diguncang unjuk rasa besar-besaran. 

Penantang terkuat presiden pada pemilihan tersebut, Sviatlana Tsikhanouskaya dan pendukungnya menolak hasil tersebut. Menurut mereka, Lukashenko mencurangi pemilu. 

Pihak berwenang Belarusia menindak keras unjuk rasa damai yang paling besar diikuti 200 ribu orang. Polisi menggunakan granat kejut, gas air mata, dan pentungan untuk membubarkan massa.

Pada Ahad kemarin terlihat water canon, kendaraan tempur dan truk-truk militer di pusat kota Minsk. Sejumlah stasiun subway di kota itu ditutup dan akses internet dibatasi.

Asosiasi Jurnalis Belarusia mengatakan setidaknya sudah empat jurnalis ditahan di Minsk dan barat kota Grodno. Viasna mengatakan pengunjuk rasa terkenal Nina Bahinskaya yang berusia 73 tahun juga termasuk demonstran yang ditangkap.

Penindakan keras terhadap pengunjuk rasa memicu kecaman dari masyarakat internasional. Uni Eropa telah memberi sanksi pada Lukashenko dan sejumlah pejabat Belarusia karena peran mereka terhadap penindakan keras yang dilakukan usai pemilu. 

sumber : AP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler