FPI: Bekas Tembakan Ada di Mata dan Dada Laskar
Ada jenazah yang bagian tubuhnya bolong ditembus timah panas.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi menembak mati enam laskar FPI karena disebut melawan aparat di jalan Tol Jakarta-Cikampek KM 50. Menurut kesaksian pihak FPI, pada salah satu jenazah laskar terdapat tiga bekas luka tembakan.
Wakil Sekretaris Umum FPI sekaligus pengacara Habib Rizieq Shihab, Aziz Yanuar, mengatakan, jenazah yang bagian tubuhnya bolong ditembus timah panas aparat itu adalah laskar atas nama Andi Oktiawan (33 tahun). Aziz mengaku melihat langsung tubuh Andi seusai autopsi di Rumah Sakit Polri Keramat Jati. Begitu juga saat dimandikan di markas FPI, Petamburan pada Selasa (8/12) malam.
"Di matanya itu ada bekas tembakan yang tembus ke belakang kepala. Mata sebelah kiri. Iya sepertinya dari depan," kata Aziz kepada Republika.co.id, Rabu (9/12).
Dua bekas tembakan lagi, kata Aziz, tampak di bagian dada Andi. "Waktu dimandikan itu tampak di dadanya ada dua bekas tembakan. Peluru itu tembus," kata dia.
Terkait bekas peluru di lima jenazah lainnya, Aziz mengaku tidak mengetahuinya. Sebab, ia tidak sempat melihat langsung jasad lima laskar pengawal Habib Rizieq Shihab (HRS) itu. Aziz menambahkan, pihaknya kini sedang mempersiapkan keterangan resmi terkait kondisi tubuh keenam jenazah laskar itu.
Keenam jenazah laskar itu sebelumnya diautopsi di RS Polri kurang lebih selama 30 jam. Setelah itu, jenazah tersebut dibawa menuju markas FPI di Petamburan, Jakarta Pusat, pada Selasa malam. Mereka dimandikan dan dikafani di sana.
Pada Rabu pagi, keenam jenazah itu dikuburkan. Salah satu jenazah dimakamkan oleh pihak keluarga di Duri Kosambi, Jakarta Barat. Sedangkan lima jenazah lainnya dimakamkan di Markas Syariah Megamendung, Bogor. Salah satunya adalah jenazah Andi Oktiawan.
Sebelumnya, terjadi bentrokan antara polisi dan laskar pengawal pimpinan FPI Habib Rizieq Shihab (HRS) di Jalan Tol Jakarta-Cikampek KM 50 pada Senin pukul 00.30 WIB. Dalam insiden itu, polisi menembak mati enam orang laskar FPI.
Kronologi peristiwa ini simpang siur. Menurut keterangan polisi, aparat terpaksa menembak laskar FPI karena para laskar itu menyerang polisi dengan senjata api dan senjata tajam.
Sedangkan menurut pihak FPI, keterangan polisi itu tidak benar. Sebab, para laskarlah yang diserang polisi. Selain itu laskar FPI diklaim tak pernah menggunakan senjata api maupun senjata tajam.