Hutchison-Ooredoo Sepakati Merger Anak Usaha di Indonesia

Dua anak usaha yang akan dimerger yakni Hutchison 3 Indonesia dan Indosat.

ooredoo.qa
Kantor pusat Ooredoo di Qatar
Rep: Lida Puspaningtyas Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, CK HONG KONG -- CK Hutchison Holdings Limited (CK Hutchison) mengumumkan bahwa Grup telah menandatangani Memorandum of Understanding (MOU) dengan Ooredoo untuk menggabungkan bisnis telekomunikasinya di Indonesia. Keduanya sedang membahas potensi transaksi untuk menggabungkan dua anak usaha yakni PT Hutchison 3 Indonesia dan PT Indosat TBK.

Baca Juga


Menurut keterangan pers di laman daring CK Hutchison, Senin (28/12), CK Hutchison dan Ooredoo akan melanjutkan negosiasi secara eksklusif hingga 30 April 2021. Hingga saat ini belum ada keputusan final yang diambil terkait kemungkinan transaksi.

"Belum ada keputusan yang diambil untuk melanjutkan transaksi apa pun dan tidak ada kepastian bahwa transaksi akan dilanjutkan, jika ya, belum ada keputusan juga seperti apa ruang lingkup atau ketentuan dari transaksi tersebut," katanya.

Transaksi potensial akan merujuk pada beberapa hal. Antara lain, uji tuntas yang memuaskan, kesepakatan persyaratan, penandatanganan perjanjian definitif dan memperoleh semua persetujuan perusahaan dan peraturan yang diperlukan.

Pergerakan saham Indosat, ISAT sudah naik pesat 3.420 poin sejak awal Desember 2020 di level 2.230. Pada penutupan perdagangan Senin (28/12), ISAT ditutup menguat 7,62 persen ke posisi 5.650 meski kena suspensi atau penghentian sementara perdagangan di sesi I.

Menurut pengumuman Bursa Efek Indonesia, ini dilakukan karena terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham ISAT. Sehingga dalam rangka cooling down, BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham ISAT.

 

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta Utama mengatakan secara garis besar ekspansi bisnis bagus untuk meningkatkan kinerja fundamental emiten. Apalagi ditunjang dengan sektornya yang sangat prospektif ke depan.

"Pasar digital di tanah air berkembang dengan sangat pesat, sehingga kemajuan teknologi mutlak," katanya pada Republika.

Kedepan, stabilitas pada kecepatan akses internet sangat dibutuhkan dan masih banyak ruang untuk bergerak. Ditunjang dengan penerapan Good Corporate Governance (GCG) yang efektif juga mutlak diterapkan dengan baik untuk membawa performa lebih baik pada perusahaan.

Berdasarkan data laporan keuangan ISAT per September 2020, pemegang saham Seri B ISAT yakni Ooredoo Asia Pte Ltd 65 persen, Pemerintah RI 14,29 persen, dan publik 20,71 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler