Pemkot Kendari Dapat 5.500 Dosis Vaksin di Gelombang Pertama

Di tanggal 14 Januari harus ada 10 orang yang disuntik secara simbolis.

Republika/Thoudy Badai
Pemkot Kendari Dapat 5.500 Dosis Vaksin di Gelombang Pertama (ilustrasi).
Red: Muhammad Fakhruddin

REPUBLIKA.CO.ID,KENDARI -- Pemerintah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), mendapat jatah 5.500 dosis vaksin sinovac dari total 20.400 dosis yang telah didistribusi oleh pemerintah pusat pada gelombang pertama.


Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari Rahminingrum mengatakan untuk gelombang pertama, vaksin sinovac hanya diberikan kepada tenaga kesehatan (nakes) karenajumlah alokasi vaksin yang terbatas.

"Vaksinnya hanya bisa men-cover sekitar 2.000 nakes, karena 5.500 dosis vaksin akan diberikan secara dua tahap. Artinya hanya cukup untuk 2.000 nakes, Sementara jumlah tenaga kesehatan kita sebanyak 4.750 orang, berarti vaksin masih kurang jika diporsikan untuk tenaga publik yang masuk dalam sasaran vaksinasi gelombang pertama," kata Rahminingrum  di Kendari, Kamis (7/1).

Ia menyampaikan saat ini pihaknya masih menunggu petunjuk teknis dari Dinkes Provinsi Sultra terkait vaksinasi pada 17 Januari mendatang yang akan dilakukan secara serentak di Indonesia.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga menunggu terbitnya izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang menjamin keamanan dan efektifitasnya.

“Menurut aturan dari pemerintah, semua daerah di tanggal 14 Januari harus ada 10 orang yang disuntik secara simbolis. Siapa dia? Mereka adalah pejabat daerah, tokoh masyarakat, tokoh agama, perwakilan pengurus organisasi profesi dan seterusnya. Itu dilakukan untuk memberikan kepercayaan kepada masyarakat," jelasnya.

Sementara itu, Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir, menyatakan bahwa dirinya siap menjadi orang pertama disuntikan vaksin COVID-19 guna memberikan contoh kepada warganya.

"Saya Insya Allah yang pertama divaksin di Kota Kendari," kata Sulkarnain.

Ia menegaskan, dirinya siap disuntikkan vaksin COVID-19 sebagai upaya meyakinkan masyarakat bahwa vaksin tersebut tidak berbahaya, bahkan sebagai langkah maksimal dalam penanganan virus corona.

"Yang jelas kami yang pertama yang di vaksin di Kota Kendari, untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa vaksin ini sebagai ikhtiar, usaha maksimal kita untuk mengatasi COVID-19," ujar dia.

Menurut dia, memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa vaksin COVID-19 tidak berbahaya tidak mudah, namun ia berpendapat bahwa jika memberikan contoh langsung, maka bisa memberikan kesadaran kapada masyarakat.

"Tentu memang butuh penjelasan, makanya saya bilang kita dulu sebagai pimpinannya harus menunjukkan bahwa Insya Allah ini memang tidak berbahaya. Tentu akan ada risiko risiko yang dihadapi, tetapi jauh lebih baik daripada kita berdiam diri dan tidak mengambil langkah mengatasi COVID-19," kata Sulkarnain Kadir.

sumber : ANTARA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler