Lama Diopname, Pasien Covid-19 Berisiko Kena Gangguan Fungsi
Pasien Covid-19 memerlukan rehabilitasi medik.
REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Dokter spesialis rehabilitasi medik Semen Padang Hospital (SPH) Padang, dr Adek, SpKFR mengemukakan, individu yang terpapar Covid-19 rentan mengalami gangguan fungsi tubuh ketika lama dirawat di rumah sakit. Secara medis, hal itu disebut deconditioning syndrome, yaitu sekumpulan gejala yang menurunkan kapasitas fungsional akibat imobilisasi/lama berbaring di tempat tidur.
"Berdasarkan pengalaman pasien yang menjalani perawatan di Intensive Care Unit (ICU) selama berhari-hari atau bahkan berpekan-pekan bisa berisiko mengalami berbagai gangguan fungsi," kata dia di Padang, Jumat.
Adek mengungkap, gejala yang ditemukan antara lain gangguan dalam bersihan jalan napas, penurunan masa atau ukuran otot, osteoporosis, kemampuan pompa jantung yang menurun, hingga luka pada bagian kulit yang mengalami penekanan. Untuk menghindari terjadinya gangguan fungsi tubuh tersebut, dibutuhkan program rehabilitasi medik.
"Peran rehabilitasi medik mencegah komplikasi akibat berbaring lama serta meningkatkan kapasitas fungsional atau kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sesuai dengan potensi yang masih dimiliki pasien," kata dia.
Dokter Adek menyampaikan, untuk kasus pasien yang mendapat perawatan di ICU dan harus menggunakan ventilator, program rehabilitasi dapat berupa posisioning. Tujuannya memperbaiki oksigenasi ke jaringan.
Selain itu, posisioning juga bertujuan mencegah terjadinya luka pada kulit yang mengalami penekanan saat berbaring lama. Untuk membantu bersihan jalan napas juga dibutuhkan chest physical therapy atau terapi fisik dada.
"Di samping itu, latihan lingkup gerak sendi aktif/pasif juga perlu guna mencegah kekakuan sendi dan mencegah penurunan masa otot," ujarnya.
Mobilisasi dan latihan aktif lainnya, menurut Adek, juga bisa dilakukan jika kondisi hemodinamik pasien sudah stabil. Hal itu tentunya dapat membantu pasien agar tetap bugar dan menghindari timbulnya penyakit lainnya.
Di lain sisi, pasien yang stabil dengan gejala yang ringan dapat menjalani latihan mandiri dan aktif, seperti melakukan latihan pernapasan dan latihan pengembangan rongga dada. latihan batuk efektif, latihan endurance (ketahanan otot), dan kardiorespirasi juga termasuk di dalam bentuk latihan yang bisa dijalankan.
Seluruh latihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas fungsional pasien. Dengan begitu, pasien kembali dapat berfungsi seperti kondisinya sebelum sakit dan kembali berpartisipasi dalam kehidupan di keluarga dan masyarakat.
Rehabilitasi medik merupakan salah satu cabang spesialisasi kedokteran yang berorientasi pada gangguan fungsi. Program rehabilitasi bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi yang ada pada pasien, berdasarkan potensi yang dimiliki, guna meningkatkan kualitas hidup pasien.
Kasus yang ditangani pada bidang rehabilitasi meliputi gangguan tumbuh kembang anak, gangguan fungsi akibat masalah muskuloskeletal (otot dan rangka tubuh), gangguan fungsi akibat masalah sistem saraf baik saraf pusat atau saraf tepi, gangguan fungsi pernafasan, gangguan fungsi pada usia lanjut (geriatri), dan lainnya.