Disfungsi Otak Akut Kerap Dialami Pasien Covid-19 di ICU

Disfungsi otak ini rata-rata terjadi selama 12 hari.

Pixabay
Ilustrasi Covid-19
Rep: Adysha Citra Ramadhani Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasien Covid-19 yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU) lebih sering mengalami episode disfungsi otak dibandingkan pasien ICU non Covid-19. Disfungsi otak ini rata-rata terjadi selama 12 hari.

"Ini dua kali lipat dibandingkan apa yang kita lihat di pasien ICU non Covid-19," kata salah satu peneliti Brenda Pun DNP RN dari Vanderbilt University Medical Center, seperti dilansir Medical News Today.

Peneliti menilai ada beberapa faktor yang mungkin meningkatkan risiko disfungsi otak pada pasien Covid-19 yang dirawat di ICU. Salah satunya adalah elemen-elemen dari penyakit Covid-19 itu sendiri.

Faktor lainnya adalah strategi terapi yang berpotensi membahayakan sehingga meningkatkan kejadian disfungsi otak, seperti delirium dan koma. Selain itu, sebagian ICU masih menerapkan praktek dari panduan lama. Beberapa praktek "ketinggalan zaman" yang masih dilakukan menurut studi ini adalah sedasi dalam, penggunaan depresan sistem saraf yang luas seperti infus benzodiazepin, isolasi dari keluarga, dan imobilisasi.

"Tim ICU sangat perlu kembali ke tingkat sedasi yang lebih ringan untuk pasien-pasien ini, percobaan pernapasan dan kesadaran yang sering, mobilisasi, dan kunjungan virtual atau secara langsung yang aman," ujar peneliti lainnya Dr Pratik Pandharipande MCSI yang merpakan profesor di bidang anastesiologi.

Sejauh ini, ada sekitar 750.000 pasien Covid-19 di dunia yang mendapatkan perawatan dengan ventilator. Peneliti mengungkapkan bahwa pasien yang dibantu dengan ventilator memiliki risiko tinggi untuk mengalami disfungsi otak, khususnya koma dan delirium (gangguan kognitif).

Baca Juga


Selain itu, delirium yang berkaitan dengan perawatan ICU juga menyebabkan biaya pengobatan yang lebih tinggi. Kondisi ini juga turut memicu peningkatan risiko demensia terkait ICU dan kematian dalam jangka panjang.

Oleh karena itu, pasien Covid-19 dengan gejala berat memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap disfungsi otak. Berdasarkan studi terbaru yang melibatkan 2.088 pasien Covid-19 kritis di 69 ICU yang ada di 14 negara ini, diketahui bahwa 82 persen dari mereka mengalami koma selama rata-rata 10 hari. Selain itu, 55 persen pasien mengalami delirium dengan rata-rata tiga hari. Kondisi disfungsi otak akut yang dialami pasien, baik dalam bentuk delirium atau koma, rata-rata terjadi selama 12 hari pada pasien.

Temuan terbaru yang dimuat dalam jurnal The Lancet Respiratory Medicine ini perlu menjadi pengingat bagi tenaga kesehatan profesional di ICU untuk memastikan abhwa mereka mengikuti panduan perawatan kritis terkini untuk menurunkan risiko disfungsi otak.

Ada beberapa panduan yang disampaikan oleh peneliti, mengacu pada hasil penelitian dari The Vanderbilt University Medical Center (VUMC). Berikut ini adalah panduan tersebut:

1. Manajemen nyeri yang tepat dan efektif
2. Penghentian awal analgesik dan sedatif
3. Percobaan pernapasan dan kesadaran spontan setiap hari
4. Penilaian delirium sepanjang hari
5. Keterlibatan keuarga
6. Latihan dan mobilitas dini

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler