Melihat Prospek Saham BUMN pada 2021
Porsi transaksi saham BUMN pada awal tahun ini mencapai 40 persen lebih
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski sempat tertekan pada tahun 2020 akibat pandemi Covid-19, sebagian besar kinerja saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kini telah mulai menunjukkan pemulihan. Pada tahun 2021 kinerja saham BUMN diprediksi akan mengalami perbaikan.
Melihat performanya di awal tahun ini, Kepala Riset Praus Kapital, Alfred Nainggolan mengatakan, kinerja saham BUMN mampu unggul dibandingkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Performa emiten BUMN memasuki pekan ketiga Januari 2021 telah menguat 8,9 persen sementara IHSG hanya menguat 5,7 persen secara ytd.
"Bahkan kenaikan harga saham emiten BUMN tersebut diikuti kenaikan signifikan pada likuiditas perdagangannya," kata Alfred kepada Republika.co.id, Rabu (20/1).
Jika di tahun 2020 porsi transaksi saham-saham BUMN di kisaran 30 persen terhadap total transaksi pasar keseluruhan, pada awal tahun ini porsinya naik signifkan diatas 40 persen. Adapun kenaikan yang signifikan terjadi pada saham BUMN sektor komoditi (logam & mineral) dan farmasi.
Alfred melihat sejumlah saham emiten pelat merah berpotensi upside pada tahun ini. Di antaranya emiten BUMN telekomunikasi seperti PT Telkom Indonesia Tbk. Pada perdagangan Rabu (20/1) saham Telkom mengalami kenaikan 1,76 persen atau berada di harga 3.470.
Meski sejak awal tahun masih terkoreksi sekitar 11 persen, Alfred melihat saham berkode TLKM ini bisa tumbuh signifikan pada akhir 2020 didukung oleh penggunaan layanan internet yang akan semakin meningkat di tengah pandemi Covid-19.
Selain TLKM, menurut Alfred, saham emiten BUMN sektor perbankan juga akan melejit pada tahun ini seperti PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI). Pada perdagangan Rabu (20/1), saham BMRI menguat nyaris 7 persen atau berada diharga 7.450. Sejak awal tahun, BMRI masih terkoreksi 1,97 persen.
Sementara saham BBNI pada perdagangan Rabu (20/1) telah menguat 4 persen. Sejak awal tahun, BBNI masih terkoreksi sebesar 17,25 persen. Suku bunga rendah serta program vaksinasi disebut menjadi katalis positif untuk sektor perbankan.
Sektor lainnya yang diprediksi akan bersinar pada tahun ini adalah tambang. Alfred melihat PT Bukit Asam Tbk. berpotensi mengalami kenaikan hingga akhir tahun. Pada perdagangan Rabu (20/1), emiten berkode PTBA menguat satu persen dengan harga 2.880. Sejak awal tahun ini, PTBA telah menguat 8,68 persen