Erupsi Merapi, Pertamina JBT Siagakan Semua Fasilitas BBM
Pertamina siapkan fasilitas layanan BBM di Semarang dan Madiun
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Erupsi gunung Merapi di wilayah perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tak menyurutkan PT Pertamina (Persero) dalam menjamin kebutuhan energi, di daerah potensial terdampak.
Guna mengantisipasi kelancaran penyaluran BBM dan LPG akibat meningkatnya aktivitas vulkanis Gunung Merapi, PT Pertamina (Persero) menyiagakan seluruh fasilitas BBM dan LPG khususnya yang berada di radius potensi terdampak erupsi gunung tersebut.
Pejabat sementara (Pjs) Unit Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Regional Jawa Bagian Tengah, Arya Yusa Dwicandra mengungkapkan, di sekitar Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Merapi terdapat dua fasilitas Terminal BBM Pertamina.
Masing- masing Terminal BBM Rewulu, Provinsi DIY dan Terminal BBM Boyolali, Jawa Tengah. Sejauh ini ke-dua terminal BBM tersebut memang belum terdampak apapun oleh erupsi Gunung Merapi, pada Rabu (27/1) siang.
Namun sebagai antisipasi, Pertamina telah menyiapkan stok dan penyaluran dukungan dari Terminal BBM Semarang Group dan Maos di Jawa Tengah hingga Terminal BBM di Madiun, Jawa Timur.
Baca juga : Benarkah Minum Kopi Bisa Perpanjang Harapan Hidup?
“Antisipasi kami siapkan untuk mendukung kelancaran pasokan di sekitar Gunung Merapi jika seandainya terjadi keadaan darurat,” ungkap Arya, di Semarang, Jawa Tengah, kamis (28/1).
Ia juga menyampaikan, saat ini, penyaluran BBM dan LPG di wilayah Jawa Bagian Tengah sebanyak 11.073 Kiloliter (KL) untuk BBM jenis gasoline; 4.958 KL BBM jenis gasoil dan 4.255 metric ton (MT) untuk LPG.
Di satu sisi, keadaan stok BBM dan LPG untuk wilayah Jawa Bagian Tengah –untuk saat ini—masih sangat mencukupi. “Kami terus memonitor perkembangan terkini situasi akibat aktivitas Gunung Merapi serta bagi pemenuhan kebutuhan BBM dan LPG untuk masyarakat,” tambahnya.
Di wilayah potensial terdampak erupsi Gunung Merapi, lanjut Arya, selain terdapat dua Terminal BBM Pertamina, juga terdapat 19 SPBU, satu unit Pertashop dan satu SPPBE.
Kendati pada Rabu kemarin terjadi erupsi yang skalanya lebih besar dari sebelumnya, namun tidak berdampak terhadap keandalan pasokan BBM dan LPG. Jarak rata-rata seluruh fasilitas tersebut lebih dari 10 kilometer dari Gunung Merapi.
Sehingga sampai dengan hari ini masih beroperasi normal dan tidak ada kendala maupun hambatan distribusi ke masyarakat. Selain itu, konsumen tidak perlu khawatir mengenai pasokan BBM dan LPG.
Karena Pertamina bersama seluruh stakeholders di wilayah potensi terdampak erupsi Gunung Merapi telah berkoordinasi dan memastikan kelancaran pasokan BBM serta LPG kepada masyarakat.
Pertamina Regional Jawa Bagian Tengah juga akan terus memantau perkembangan aktivitas vulkanis Gunung Merapi serta berkoordinasi dengan seluruh stakeholders yang berada di wilayah Jawa Tengah dan DIY.
“Kami akan memastikan kelancaran pasokan BBM dan LPG kepada masyarakat. Jika ada kebutuhan informasi maupun masukan dan saran, masyarakat atau konsumen dapat menghubungi kontak Pertamina 135,” tambah Arya.
Di sisi lain, Pertamina Jawa bagian Tengah juga memastikan kelancaran pasokan di wilayah empat daerah potensi terdampak erupsi Gunung Merapi, baik yang ada di Jawa Tengah maupun DIY.
“Masing- masing meliputi Kabupaten Boyolali, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Klaten di Provinsi Jawa Tengah serta Kabupaten Sleman yang berada di wilayah Provinsi DIY,” tandas Arya.
Adapun masing- masing wilayah untuk penyaluran saat ini adalah, Kabupaten Boyolali Gasoline 260 KL per hari, Gasoil 100 KL per hari dan LPG 118 MT per hari. Kabupaten Magelang, Gasoline 331 KL per hari, Gasoil 147 KL per hari dan LPG 106 MT per hari.
Kabupaten Klaten, Gasoline 400 KL per hari, Gasoil 160 KL per hari dan LPG 134 MT per hari. “Untuk Kabupaten Sleman, Gasoline 549 KL per hari, Gasoil 115 KL per hari dan LPG 140 MT per hari,” jelas Arya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami erupsi pada Rabu (27/1). Erupsi yang terjadi sekitar pukul 13.35 WIB tersebut menimbulkan guguran dan luncuran awan panas dengan jarak luncur sekitar 1,5 kilometer yang mengarah ke kawasan hulu kali Krasak dan Boyong.