Perjuangan Peternak Mustahik Menjadi Muzaki

Jajang merupakan contoh peternak mustahik yang kini jadi muzaki

Baznas
Anggota kelompok ternak Balai Ternak Baznas Bogor sedang memeriksa dan mencatat hewan ternaknya di Desa Cimande Hilir, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor.
Rep: Fuji E Permana Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Masih terbayang di ingatan pria berusia 55 tahun ini, ihwal kenangan beberapa tahun yang lalu saat masih menggantungkan hidup pada cangkul dan ototnya. Di masa sulit itu ia menjadi buruh cangkul atau pekerja serabutan, kadang-kadang menjadi kuli bangunan.   

Baca Juga


Penghasilan yang tidak pasti menjadi beban yang ia simpan sendiri dalam hati seorang ayah. Kerap terbayang wajah istri dan anak-anak di rumah yang menanti penuh harap.  

Jajang, begitu akrab disapa, kini dapat bernafas lega setelah menjadi anggota kelompok ternak Balai Ternak Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Bogor. Ayah enam anak ini menyadari dan memahami hidupnya berubah berkat dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) dari para muzaki yang dihimpun dan dikelola Baznas.  

"Saya tahu ini berkat para muzaki sehingga ada Balai Ternak Baznas, tahu persis ini berkat program Baznas," kata Jajang bercerita kepada Republika.co.id, Rabu (27/1). 

Jajang dan keluarganya tinggal di Kampung Lembur Situ, Desa Cimande Hilir, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. Dirinya resmi menjadi anggota kelompok ternak Balai Ternak Baznas pada Oktober 2018. Sejak itu ia memulai perjuangannya dari mustahik menjadi muzaki.  

Program Balai Ternak Baznas dari Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik (LPPM) Baznas telah memotivasinya untuk menjadi muzaki agar bisa membantu orang lain yang masih menjadi mustahik.

Kini Jajang masih dalam proses perjuangan menjadi muzaki, meski demikian bila mendapat keuntungan lebih ia menyisihkan sedikit hartanya untuk orang-orang yang tidak mampu. 

"Yah pengennya begitu, dari hati inginnya (jadi muzaki) begitu, ingin semua anggota kelompok balai ternak jadi muzaki, di sini kalau ada lebihnya (keuntungan menjual ternak) disisihkan untuk membantu yang enggak mampu sedikit-sedikit," ujarnya.  

Awalnya Jajang mendapat bantuan dari Balai Ternak Baznas sembilan ekor domba untuk dikembang biakkan dan digemukan. Kini ia memelihara 20 ekor domba.  

Ia menceritakan masa lalunya saat menjadi buruh mencangkul hanya dibayar Rp 50 ribu per hari bila ada yang menyuruhnya mencangkul. Bila sedang ada pembangunan, ia menjadi kuli bangunan dengan upah Rp 120 ribu sampai Rp 150 ribu per hari. Tetapi tidak setiap hari ada orang yang membangun atau merenovasi rumah, sehingga penghasilan Jajang sebagai kuli tidak pasti.  

Kini penghasilan dari menjual domba setiap tiga bulan sekali, Jajang meraih untung Rp 1,5 juta per bulan. Bebannya sebagai tulang punggung keluarga perlahan berkurang seiring bertambah kemampuan perekonomiannya.  

Kreativitas dan perjuangan Jajang menjadi muzaki tidak hanya sampai di situ. Ia juga harus tetap bekerja keras karena masih memiliki dua anak di bangku SMP dan SMK yang harus dibiayai.  

Ia bersama anggota kelompok balai ternak lainnya mengolah kotoran domba menjadi pupuk organik. Mereka juga memanfaatkan lahan Baznas untuk menanam kangkung dan bayam. 

"Panen 20 hari sekali dari bayam dan kangkung, kalau modalnya Rp 100 ribu, hasil penjualannya Rp 250 ribu sampai Rp 300 ribu. Kotoran kambing basah dijual Rp 5.000 per karung, yang kering dijual Rp 1.000 per kilogram. Jadi ada tambahan pemasukan," kata Jajang menjelaskan usaha sampingannya. 

Pendamping Balai Ternak Baznas Bogor, Sunarya, menyampaikan dari 31 anggota kelompok ternak Balai Ternak Baznas Bogor, Jajang adalah salah satu peternak yang ulet dan rajin. Ia mampu memanfaatkan momen dan kesempatan untuk mengubah kehidupannya.  

Di lahan milik Baznas, Jajang bersama 30 peternak lainnya difasilitasi dan dibimbing sampai menjadi peternak mandiri. Di lahan tersebut ada dua lokal kandang domba, rumah kompos, delapan lokal mes, kolam untuk ikan, dan lahan untuk menanam sayuran.  

"Fasilitas itu buat para peternak, jadi ini semua (disediakan) menggunakan dana zakat yang disalurkan ke peternak mustahik, silakan dimanfaatkan," ujar Sunarya yang sudah tiga tahun menjadi pendamping para peternak di Desa Cimande Hilir ini.  

Pendamping peternak berusia 28 tahun ini sebagian besar waktunya digunakan untuk membina dan mengajarkan ilmu peternakan kepada para peternak mustahik. Ia mengajarkan cara mengawinkan domba, memberikan obat dan vitamin, memandikan domba, dan membersihkan kandang yang benar. 

Tentu tidak hanya itu tugasnya, Sunarya juga mengajari dan membantu para peternak mustahik mencari pasar tempat menjual domba. Bahkan tidak jarang Sunarya menjadi tempat berkeluh kesah dan tempat mencari solusi para peternak mustahik.   

Anggota kelompok ternak Balai Ternak Baznas Bogor sedang memeriksa dan mencatat hewan ternaknya di Desa Cimande Hilir, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. - (Baznas)

Sunarya mengatakan, setiap menjelang Idul Adha, domba milik para peternak mustahik dibeli oleh para pekurban yang berkurban melalui Baznas. Banyak program Baznas yang berdampak pada pemberdayaan ekonomi mustahik seperti ini. 

Kepala LPPM Baznas, Ajat Sudrajat, menyampaikan hingga 2020 terdapat 25 kelompok peternak mustahik dan 14 Balai Ternak Baznas yang tersebar di 20 desa, 14 kabupaten/ kota dan sembilan provinsi. Terdapat 567 keluarga atau 2.240 orang yang tersentuh Program Balai Ternak Baznas. 

"Pada 2020, jumlah populasi sapi 130 ekor dan domba atau kambing 2.783 ekor yang dipelihara para peternak mustahik Balai Ternak Baznas," kata Ajat.

Ajat menerangkan, LPPM Baznas sepanjang 2020 telah menyalurkan dana zakat, infak, dan sedekah sebanyak Rp 12,8 miliar. Dana tersebut untuk membantu para mustahik melalui Program Balai Ternak Baznas, pelatihan peternak, pelatihan umum, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.

Serta untuk program khusus seperti tanggap Covid-19, Kurban Online Baznas (KOB), cash for work (CFW), paket logistik keluarga (PLK) dan gulai berkah Ramadhan (PLK). "Jumlah mustahik yang tersentuh semua Program LPPM Baznas per 2020 ini ada 56.472 keluarga atau 219.091 orang," ujarnya.  

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler