Pemprov Lampung Beri Santunan Korban Sriwijaya Air Rp 1,56 M
Bantuan total Rp 1,56 miliar tersebut diterima masing-masing ahli waris korban.
REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung memberikan santuan kepada keluarga tiga korban penumpang jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182, Selasa (2/2). Bantuan total senilai Rp 1,56 miliar tersebut diterima masing-masing ahli waris korban.
Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Lampung Fahrizal Darminto menyerahkan bantuan secara simbolis kepada ahli waris korban penumpang Sriwijaya Air asal Kabupaten Tulangbawang Barat, di Pemprov Lampung, Selasa (2/2). Ketiga ahli waris yang menerima, yakni Dewi Wahyuni (istri Yohanes), Neli Handayani (istri Pipit Piyono), dan Kholifatul Saadah (istri Sugiono Effendi).
Tiga penumpang Sriwijaya Air SJ-182 Pipit Piyono (25 tahun), Yohanes 27), dan Sugiono Effendi (37), jasadnya telah ditemukan dan diidentifikasi tim DVI Mabes Polri. Ketiga jenazahnya telah dimakamkan di tempat tinggalnya Desa Toto Makmur, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Tulangbawang Barat, Lampung.
Fahrizal memberikan rasa turut berduka cita atas meninggalnya tiga warga dari Tulangbawang Barat dalam jatuhnya pesawat Sriwijaya Air di perairan Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021 lalu. “Semoga bantuan ini dapat dimanfaatkan sebagik-baiknya bagi keluarga korban penumpang pesawat Sriwijaya Air,” kata Fahrizal Darminto.
Rincian bantuan Rp 1,56 miliar tersebut, dari Pemprov Lampung RP 15 juta, asuransi Jasa Raharja Rp 50 juta, dan dari maskapai penerbangan Sriwijaya Air Rp 1,5 miliar.
Kholifatul bersyukur atas bantuan pemerintah dan pihak terkait kepada ahli waris keluarga korban penumpang Sriwijaya Air. Menurut dia, uang bantuan tersebut akan digunakan untuk kebutuhan hidup keluarga sehari-hari, dan juga kebutuhan sekolah anak-anak. “Uangnya dimasukkan ke bank, untuk biaya hidup dan anak-anak sekolah,” tuturnya.
Keberangkan tiga penumpang asal Lampung tersebut ke Pontianak, dalam rangka untuk merantau mencari pekerjaan. Sebelumnya, Sugiono telah bekerja di Pontianak, dan pulang ke Lampung untuk mengajak Pipit Piyono dan Yohanes merantau dan bekerja buruh bangunan di Pontianak.
Ketiganya mengurus persyaratan keberangkatan menggunakan pesawat di Bandar Lampung pada masa pandemi. Ketiganya berangkat menggunakan pesawat dari Bandara Radin Inten II Branti Lampung, transit di Bandara Soekarno-Hatta. Mereka berangkat menggunakan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 pada 9 Januari 2021, beberapa menit lepas landas pesawat jatuh di perairan Kepulauan Seribu.