Petani Banyumas Diminta Waspadai Serangan Hama Wereng
Serangan hama wereng berpotensi terjadi pada kondisi cuaca yang lembab.
REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Petani di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, diminta mewaspadai serangan hama wereng batang coklat (WBC). Serangan hama ini berpotensi terjadi pada kondisi cuaca yang lembab.
"Mengingat serangannya hama tersebut dapat menyebabkan gagal panen maka petani perlu mewaspadai hama wereng batang coklat," kata Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan-Pengamat Hama Penyakit wilayah Kecamatan Sumbang, Sokaraja dan Kembaran, Kabupaten Banyumas, Chrisna Tri Daya Nur Ahmad, Kamis (25/2).
Dia menjelaskan pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap kemungkinan pertumbuhan populasi hama wereng batang coklat. Beberapa hari terakhir, pihaknya melakukan pengamatan dan menemukan adanya populasi WBC di beberapa desa di wilayah Kecamatan Kembaran antara lain Desa Sambeng Wetan, Sambeng Kulon dan Linggasari.
"Kebanyakan pada padi varietas peka seperti jenis hibrida," katanya.
Dia menjelaskan bahwa populasi ditemukan pada tanaman padi yang berumur 30-60 hari setelah tanam. "Populasi masih di bawah ambang pengendalian yaitu sekitar lima ekor per rumpun, masih kondisi aman namun kesiapsiagaan dan kewaspadaan tetap diperlukan," katanya.
Dia menambahkan bahwa kondisi pertanaman yang tidak serempak menjadi kendala karena memungkinkan siklus hidup hama tidak terputus."Kondisi di sekitar wilayah kami sekarang hampir sebagian besar memasuki umur panen, jadi yang harus diwaspadai adalah tanaman yang masih muda dan juga tanaman baru musim berikutnya" katanya.
Dia menambahkan untuk upaya antisipasi awal yang dapat dilakukan oleh petani pada lahan yang sudah terdapat populasi awal WBC antara lain adalah sanitasi lingkungan. Selain itu, petani diimbau melakukan pengeringan lahan yang tergenang guna mengurangi kelembaban di sekitar tanaman.
Hama wereng merupakan pembawa penyakit kerdil rumput dan penyakit kerdil hampa."Perkembangan wereng batang coklat atau WBC sangat dipengaruhi oleh kelembaban yang tinggi. Kelembaban ini bisa disebabkan oleh curah hujan, keadaan air sawah dan juga kerapatan tanaman," katanya.
Upaya lain yang bisa dilakukan sebagai pencegahan, kata dia, antara lain adalah penggunaan mikro-organisme seperti Beauveriabassiana dan Metharizium sp. Kemudian, dengan menanam padi varietas unggul tahan wereng seperti Pertiwi, Ciherang, atau Inpari 32. Namun, jika varietas tersebut ditanam secara terus menerus dalam beberapa musim dan dalam skala yang luas, lama kelamaan ketahanannya juga bisa patah sehingga perlu dilakukan penggiliran varietas.
"Selain itu yang juga penting adalah penanaman dengan jarak tanam yang lebar atau bisa dengan metode jajar legowo untuk memudahkan pengamatan dan juga pengendalian," katanya.