Filipina Peringatkan Aksi Rasisme di Amerika Serikat
Gelombang serangan anti-Asia di Amerika Serikat meningkat di tengah pandemi Covid-19
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kedutaan Besar Filipina di Washington meminta warganya di Amerika Serikat untuk "sangat berhati-hati" di tengah gelombang serangan terhadap orang keturunan Asia di berbagai bagian negara itu.
Dalam sebuah pernyataan, kedutaan mengatakan pihaknya mencatat meningkatnya jumlah serangan terhadap orang Amerika keturunan Asia.
“Warga Filipina disarankan untuk sangat berhati-hati dalam melihat insiden ini. Mereka yang mengalami serangan disarankan segera menelpon 911 untuk melaporkan insiden,” ujar kedutaan seperti dilansir the Phil Star, Jumat (26/2).
Media-media di AS melaporkan serangkaian insiden serangan verbal dan fisik pada orang Asia di negara itu ketika pandemi Covid-19 melanda. Awal bulan ini, seorang pria Filipina disayat di wajahnya saat menggunakan kereta bawah tanah New York.
Kedutaan dan konsulat jenderal di AS meminta pemerintah federal, negara bagian, dan lokal untuk memastikan perlindungan bagi orang-orang keturunan Asia, termasuk orang Filipina. Antara 19 Maret - 31 Desember 2020, Stop AAPI (Penduduk Kepulauan Pasifik Amerika Asia) menerima 2.808 akun kebencian anti-Asia dari 47 negara bagian dan Distrik Columbia.
Dari serangan tersebut, 70,9 persen adalah insiden pelecehan verbal, pengucilan atau penghindaran terdiri dari 21,4 persen. Sementara kekerasan fisik mencapai 8,7 persen, batuk atau meludah 6,4 persen.
“Kami sangat marah dengan insiden mengganggu yang kami seminggu terakhir ini. Para tetua Amerika keturunan Asia diserang di San Francisco Bay Area.
“Serangan kekerasan ini menghancurkan komunitas kami. Karena itu adalah bagian dari peningkatan yang mengkhawatirkan dalam kebencian anti-Asia Amerika selama pandemi Covid-19,” ujar Stop AAPI Hate dalam sebuah pernyataan.