PTBA Ekspansi Proyek Pengembangan PLTS

Di lahan bekas tambang akan terpasang PLTS dengan kapasitas mencapai 200 MW.

ANTARA/Aditya Pradana Putra
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) terus menggulirkan ekspansi bisnis ke sektor energi baru dan terbarukan. PTBA Berencana berencana menggarap proyek pengembangan PLTS di lahan pasca tambang milik perusahaan yang berada di Ombilin, Sumatera Barat, dan Tanjung Enim, Sumatera Selatan.
Rep: Retno Wulandhari Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bukit Asam Tbk (PTBA) terus menggulirkan ekspansi bisnis ke sektor energi baru dan terbarukan. PTBA Berencana berencana menggarap proyek pengembangan PLTS di lahan pasca tambang milik perusahaan yang berada di Ombilin, Sumatera Barat, dan Tanjung Enim, Sumatera Selatan. 


Adapun masing-masing lahan bekas tambang akan terpasang PLTS dengan kapasitas mencapai 200 MW. Direktur Operasi dan Produksi PTBA Suhedi mengatakan proyek tersebut sedang dibahas dengan PLN. 

"Saat ini PLTS sedang dalam tahap pembahasan dengan PLN untuk bisa menjadi Independent Power Producer (IPP) dan ditargetkan mulai bisa beroperasi pada tahun 2022," kata Suhedi, Senin (5/4).

Sebelumnya, PTBA menggarap proyek Commercial Operation Date (CoD) PLTS di Bandara Soekarno Hatta bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II (Persero). PLTS tersebut beroperasi penuh pada 1 Oktober 2020.  

PTBA bekerja sama dengan AP II juga juga menjajaki pembangunan PLTS di sejumlah bandara-bandara lainnya yang dikelola AP II. Kerjasama tersebut berupa 720 solar panel system dengan photovoltaics berkapasitas maksimal 241 kilowatt-peak (kWp) dan terpasang di Gedung Airport Operation Control Center (AOCC).  

Selain itu, PTBA juga menggarap proyek pengembangan PLTU  Mulut Tambang Sumsel-8 dengan nilai mencapai 1,68 miliar dolar AS. PLTU ini merupakan bagian dari proyek 35 ribu MW dan dibangun oleh PTBA melalui PT Huadian Bukit Asam Power (PT HBAP) sebagai Independent Power Producer (IPP). 

PT HBAP merupakan konsorsium antara PTBA dengan China Huadian Hongkong Company Ltd. Progres pembangunan proyek PLTU yang nantinya membutuhkan 5,4 juta ton batu bara per tahun ini telah mencapai penyelesaian proyek sebesar 72 persen.

Suhedi mengatakan proyek ini ditargetkan bisa beroperasi pada tahun depan. "Pembangkit listrik ini diharapkan bisa beroperasi penuh secara komersial pada bulan Maret tahun 2022," tutur Suhedi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler