Mi Loka, Sajian Bubur Manis Adat Pepatih di Malaysia

Mi Loka, salah satu hidangan penutup favorit warga Adat Pepatih selama Ramadhan.

Bernama
Mi loka adalah sejenis bubur manis melayu dengan pisang yang dicampur dengan sejenis mi yang dikenal dengan mi siput. Mi loka merupakan hidangan terfavorit di kalangan masyarakat Adat Pepatih, terutama selama bulan Ramadhan.
Rep: Rizky Suryarandika Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Mi loka mungkin masih asing bagi sebagian besar masyarakat Malaysia. Makanan penutup tradisional dari provinsi Negeri Sembilan ini merupakan hidangan terfavorit di kalangan masyarakat Adat Pepatih, terutama selama bulan Ramadhan.

Baca Juga


Mi loka adalah sejenis bubur manis melayu yang dicampur dengan sejenis mi yang dikenal dengan mi siput. Tetua suku Seri Lemak Minangkabau Nazariah Mohd Noh mengakui mi loka memang belum begitu dikenal luas.

Selama ini mi loka lebih banyak disajikan dalam kegiatan masyarakat Adat Pepatih. Atas dasar itu, mi loka dianggap belum populer.

"Mi loka merupakan makanan favorit disini, terutama bagi kalangan tua karena sangat mudah disiapkan. Anda hanya membutuhkan gula aren, gula putih, pisang nangka, daun pandan, dan santan," kata Nazariah dilansir di Bernama, Sabtu (10/4).

Nazariah mempraktikkan cara memasak mi loka saat dikunjungi oleh para pewarta Malaysia. "Mi loka bisa juga dimakan dengan roti atau pulut (sejenis ketan)," lanjut Nazariah.

 

Nazariah mengatakan mi loka merupakan makanan yang dinanti kala Ramadhan. Apalagi masyarakat hanya dapat mendapatkannya di sebagian wilayah saja.

Nazariah menyayangkan makanan khas Negeri Sembilan seperti mi loka tak lagi menjadi menu di restoran atau tempat makan. Hal ini membuat mi loka tak lagi terkenal di kalangan anak muda.

Nazariah sendiri memperoleh kemampuan memasak mi loka dari orang tuanya. Ia berharap generasi muda dapat terus melestarikan makanan tradisional ini agar tidak punah.

Dewan Direksi Museum Negeri Sembilan, Shamsuddin Ahmad mengatakan kegiatan memasak makanan tradisional sengaja digelar untuk mengenalkan makanan tradisional yang bisa dibuat kala Ramadhan. Ia ingin makanan tradisional Negeri Sembilan terus dilestarikan oleh generasi mendatang.

"Kami mengundang ibu-ibu yang jago memasak makanan tradisional ini untuk memberi demonstrasi pada masyarakat," ucap Ahmad.

https://www.bernama.com/en/general/news.php?id=1950790

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler