Malaysia Optimistis Vaksinasi 80 Persen Warga dalam 6 Bulan

Malaysia mengeklaim pasokan vaksin bisa surplus pada Juni.

Antara/Umarul Faruq
Vaksinator mempersiapkan vaksin Covid-19 sebelum diberikan kepada warga (ilustrasi).
Rep: Zainur Mahsir Ramadhan Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, PETALING JAYA — Menteri Sains, Teknologi, dan Inovasi Malaysia Khairy Jamaluddin mengatakan, pihaknya bisa memvaksinasi 80 persen populasi Malaysia dalam enam bulan mendatang hingga akhir tahun. Menurut dia, mulai Juni, pasokan vaksin bisa melebihi jumlah pendaftaran untuk inokulasi.

Baca Juga


‘’Pada Oktober, Malaysia akan memiliki cukup vaksin untuk 80 persen penduduk,’’ katanya dikutip straits times Selasa (13/4).

Dia menambahkan, hal itu bisa menghilangkan kekhawatiran bagi mereka yang sedang menunggu untuk divaksin. Dalam pernyataanya di akun Twitter resmi, Khairi juga membagikan grafik dari komite khusus yang memastikan akses ke vaksin Covid-19.

Grafik itu merangkum jadwal pengiriman semua vaksin yang diperoleh Malaysia, status pendaftaran vaksin saat ini, hingga target. "Pasokan akan mulai melebihi pendaftaran pada bulan Juni. Ini pasti akan selesai sebelum akhir tahun," cicit Khairy.

Tak hanya itu, grafik tersebut juga menunjukkan bahwa sekitar sembilan juta orang telah mendaftar untuk vaksin sejauh ini. Namun, persediaannya hingga April ini masih di bawah tiga juta dosis.

Kendati demikian, pihaknya mengaku mulai Juni nanti, grafik tersebut bisa menunjukkan bahwa penawaran dan permintaan akan bergerak sejajar. Khususnya, sebelum garis penawaran yang secara bertahap akan naik untuk mencakup 80 persen populasi, atau sekitar 27 juta, pada bulan Oktober.

Malaysia hingga kini menyelesaikan fase pertama dari program vaksinasi, yang berlangsung dari Februari hingga April, untuk para pejuang garis depan. Rencananya, tahap kedua, yang akan memprioritaskan lansia, penderita penyakit penyerta dan penyandang disabilitas, akan dimulai pada 19 April. Sedangkan, tahap ketiga dari program ini akan berlangsung pada bulan Mei untuk individu berisiko rendah berusia di atas 18 tahun.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler