Aisyiyah Gelar Pengajian Ramadhan, Bahas Peran Perempuan
Perempuan dalam pandangan Islam menempati posisi yang sangat mulia.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu organisasi ortonom bagi Wanita Muhammadiyah, Aisyiyah, berencana menggelar Pengajian Ramadhan di bulan ini. Berlangsung selama dua hari pada 23-24 April, pengajian tersebut mengangkat tema "Posisi dan Peran Kerisalahan Perempuan: Perspektif Islam Berkemajuan".
Ketua PP Aisyiyah, Soimah Kastolani, menyebut kegiatan ini nantinya akan berjalan menggunakan media daring. Pengajian ditujukan bagi anggota internal, baik pengurus pusat maupun cabang dan wilayah, termasuk di luar negeri.
"Kali ini diambil tema 'Posisi dan Peran Kerisalahan Perempuan: Perspektif Islam Berkemajuan'. Nilai-nilai dasar Islam sangat memuliakan perempuan. Perempuan dan laki-laki tidak ada diskriminasi, sehingga perlu dibahas perihal kerisalahan Rasulullah SAW pada waktu itu," ujarnya saat dihubungi Republika, Senin (19/4).
Perempuan dalam pandangan Islam menempati posisi yang sangat mulia. Berdasarkan nilai-nilai dasar Islam, perempuan dan laki-laki sama-sama dimuliakan tanpa diskriminasi, serta berada dalam posisi setara di hadapan Allah SWT dalam memiliki tanggung jawab sebagai hamba dan khalifah.
Dalam pengajian nanti, setidaknya ada enam materi pokok yang akan dibahas. Di antaranya, posisi dan peran kerisalahan perempuan dalam pandangan Islam wasathiyah berkemajuan, serta dinamika gerakan Islam wasathiyah berkemajuan antara fundamentalisme dan liberalisme.
Tema lainnya yang diangkat adalah isu-isu perempuan dalam pemikiran Islam wasathiyah berkemajuan, pandangan Tarjih Muhammadiyah, hadis tentang perempuan, peran gerakan perempuan Islam dalam dinamika dan isu global, serta peran Aisyiyah dalam kolaborasi dan internasionalisasi.
"Semua tema membahas tentang pandangan Islam wasatahiyah berkemajuan, namun dikaitkan dengan perempuan," lanjutnya. Soimah lantas menyebut waktu pelaksanaan pengajian ini digelar pagi hari hingga siang.
Adapun harapan atau tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah meneguhkan ideologi Aisyiyah sesuai paham islam berkemajuan.
Ia menyebut Aisyiyah berupaya memberi bekal kepada setiap pemimpin di dalam organisasi, dengan tujuan menguatkan kerangka pemimpin dan berkinerja, dalam upaya berperan mewujudkan kerisalahan itu.