Pengawasan di Perbelanjaaan Tasikmalaya akan Ditingkatkan

Pengawasan di Perbelanjaaan Tasikmalaya Ditingkatkan

Republika/Bayu Adji P.
Suasana kawasan pusat pertokoan Jalan KHZ Mustofa, Kota Tasikmalaya, Selasa (4/5). Keramaian selalu terjadi di kawasan itu pada sore hari menjelang berbuka puasa.
Rep: Bayu Adji Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya akan mulai melakukan pewngawasan di pusat keramaian, khususnya pusat perbelanjaan jelang Idulfitri 1442 H. Sebab, saat ini mulai terjadi peningkatan aktivitas masyarakat di pusat perbelanjaan.

Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Doni Hermawan mengatakan, aktivitas masyarskat di pusat keramaian mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir. Peningkatan aktivitas itu biasanya terjadi menjelang waktu berbuka puasa.

"Tadi saya sudah sampaikan kepada forkopimda untuk keluarkan surat edaran untuk perketat kembali kegiatan masyaralat. Khsusunya di pusat perbelanjaan dan keramaian, termasuk juga di tempat makan, restoran, atau kafe," kata dia, Selasa (4/5).

Surat edaran pengetatan itu bertujuan untuk mengurangi aktivitas masyarakat di luar rumah. Apalagi, saat ini Kota Tasikmalaya kembali menjadi zona merah (risiko tinggi) penyebaran Covid-19.

Doni khawatir, jika aktivitas masyarakat di pusat perbelanjaan dibiarkan, akan terjadi penumpukan orang seperti di Pasar Tanah Abang Jakarta. Ia tak mengharapkan kerumunan orang seperti di Tanah Abang terjadi di Tasikmalaya.

Ia menambahkan, Satgas Covid-19 Kota Tasikmalaya juga akan kembali menegaskan fungsi satgas internal di setiap tempat usaha. Artinya, satgas internal di tempat usaha juga mesti berperan dalam mengatur orang yang datang.

"Apalagi Kota Tasik sekarang jadi zona merah, pengetatannya tentu berbeda dari kemarin. Misalnya kapasitas kemarin boleh 50 persen, sekerang harus 25 persen. Kita akan cek di lapangan nanti," kata dia.

Doni menambahkan, polisi juga siap melalukan rekayasa lalu lintas di kawasan yang menimbulkan keramaian. Rekayasa yang dilakukan bisa pengalihan arus lalu lintas atau penutupan jalan.

"Bisa saja kita lakukan rekayasa, seandainya terjadi kepadatan di sana, sehingga orang tak menumpuk di satu titik," kata dia.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Tasikmalaya, Muhammad Yusuf mengatakan, tim operasi akan terus melakukan pemantauan ke lapangan untuk mencegah terjadinya kerumunan, khususnya pusat perbelanjaan. Namun, menurut dia, terkadang kerumunan justru terjadi ketika tim operasi telah meninggalkan tempat itu.

"Ketika tim lewat itu kondusif, tapi setelah itu ramai lagi. Kalau tim operasi turun, mereka pasti akan membubarkan kerumunan," ujar dia.

Berdasarkan pantauan Republika, kawasan yang selalu menjadi pusat kerumunan di Kota Tasikmalaya adalah pusat pertokoan Jalan KHZ Mustofa dan Kompleks Dadaha. Hampir setiap sore, dua kawasan itu selalu terlihat banyak orang.

Yusuf mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya kemungkinan akan kembali membatasi kegiatan masyarakat, khususnya operasional para pelaku usaha. Sebab, saat ini Kota Tasikmalaya kembali menjadi zona merah penyebaran Covid-19.

"Karena ini zona merah, kita akan sesuaikan perlakuan dengan zona," kata dia.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya per Selasa pagi, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di daerah itu berjumlah 6.213 kasus. Sebanyak 5.751 orang telah dinyatakan sembuh, 352 orang masih menjalani isolasi, dan 110 orang meninggal dunia.

Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya juga mencatat pada hari ini hanya terdapat penambahan sebanyak tujuh kasus baru. Di sisi lain, terdapat kasus sembuh sebanyak 25 orang.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler