Janji Pembebasan Palestina dan Al-Aqsa Segera Terwujud
Perlawanan Palestina membuat ketakutan warga Israel yang makin banyak mengungsi
REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Militer Israel terus menggempur wilayah padat permukiman sipil di Jalur Gaza, Palestina, selama sepekan lebih ini. Ratusan rakyat Palestina gugur dalam serangan sadis dan tanpa arah Israel ini.
Sekretaris Jenderal Forum Dunia untuk Kesadaran Islam, Ali Akbar Velayati, dalam pembicaraan telepon dengan Sekretaris Jenderal Gerakan Jihad Islam Palestina, Ziad Nokhala, pada Ahad menekankan dukungan Iran untuk Palestina sebagai kebijakan dasar.
Velayati mengatakan janji Tuhan tentang pembebasan tanah pendudukan Palestina dan al-Quds Suci segera menjadi kenyataan. Beragam perlawanan dan tersudutnya Israel menjadi tanda bahwa pembebasan tanah Palestina dan seisinya bisa segera terwujud.
Velayati Nokhala mengutuk invasi brutal dan tidak manusiawi dari tentara Zionis perampas hak-hak penduduk Gaza di mana sejumlah besar warga sipil, terutama wanita dan anak-anak, menjadi martir.
Velayati yang merupakan warga Iran menyatakan bangsa Iran serta para pendukung Palestina di seluruh dunia adalah saksi keberanian rakyat Palestina melawan Israel.
Menurut dia, dunia saat ini sedang menyaksikan kehancuran kekuatan rezim Zionis penjajah di mana perlawanan rakyat Palestina mampu memojokkan dan menimbulkan ketakutan Israel.
Velayati dengan tulus mengucapkan selamat atas kemenangan dan kekuatan Palestina kepada pemimpin partai.
Ziad Nokhala, juga, dalam pembicaraan telepon menghargai pendirian Iran dan dukungan tak terbatas untuk rakyat Palestina.
Ia mengatakan, saat ini Palestina telah mencapai kemenangan besar terlepas dari seluruh ancaman, tekanan, sikap brutal Zionis, dan pengepungan penuh atas Gaza.
Perlawanan rakyat Palestina, kata Ziad, berhasil membuat takut Zionis dan mendesak mereka pergi berlindung di tempat-tempat penampungan.
"Gerakan perlawanan memperoleh kemenangan besar karena kami berhasil melawan rezim itu dan mengalahkan proyek Israel-Amerika --sampai-sampai kekuatan mereka pecah dan mereka mengusulkan gencatan senjata, tetapi kami tidak menerimanya dan memberi tahu mereka ada syarat untuk menerimanya, yaitu mengakhiri pelanggaran Zionis terhadap kesucian Masjid al-Aqsa dan mengizinkan warga Syekh Jarrah untuk kembali ke rumah mereka," katanya menambahkan.