Ahli: Virus Corona tak Bertahan di Alloy Berbasis Tembaga
Paduan logam itu menawarkan kemampuan anti-Covid untuk diterapkan di ruang publik.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Paduan bahan logam (alloy) baru berbasis tembaga yang dikembangkan oleh Hygi Group di Amerika Serikat disebut dapat memainkan peran penting dalam membantu mencegah penyebaran virus penyebab Covid-19 (SARS-CoV-2) di masa depan. Hasil riset tim ilmuwan di University of Southampton, Amerika Serikat mendukung klaim tersebut.
“Banyak bangunan publik yang memiliki permukaan sentuh terbuat dari stainless steel, contohnya gagang pintu, pelat untuk mendorong pintu, pegangan tangan, dan sejenisnya. Sayangnya, baja tahan karat bisa menyimpan virus penyebab Covid-19 selama beberapa pekan, meski telah dibersihkan," kata Prof Bill Keevil, salah satu ahli mikrobiologi terkemuka dunia, dikutip dari laman Devonline, Senin (28/6).
Paduan logam baru tersebut menawarkan kemampuan anti-Covid untuk diterapkan di gedung dan ruang publik. Keevil melanjutkan, saat seseorang bersin atau berbicara dengan keras, ada ribuan partikel di udara yang bisa mengendap dan terbawa jika disentuh. Dalam pemahaman Keevil, transmisi lewat sentuhan permukaan menjadi faktor signifikan dalam penyebaran Covid-19, layaknya kasus influenza.
Keevil menyebut, meski baja tahan karat tampak bersih, namun nyatanya besi itu menyimpan banyak kotoran. Dalam pantauan mikroskop, dia mencontohkan, banyak lubang dan celah di mana patogen, seperti bakteri dan virus, dapat bersembunyi.
Sementara itu, menurut Keevil, paduan logam terbaru dapat membuat virus penyebab Covid-19 hampir sepenuhnya bisa hilang dalam 90 menit. Bahkan, keberadaannya sudah tak terlacak dalam kurun waktu dua jam setelah kontaminasi.
"Dalam kondisi 'kehidupan nyata', virus sebenarnya akan terbunuh lebih cepat karena hasil ini didasarkan pada kondisi laboratorium yang menggunakan konsentrasi virus yang tinggi," tutur Keevil yang memimpin penelitian tersebut.
Mengubah industri konstruksi
Menanggapi temuan itu, Phillip Ansell, kepala manajemen desain di Skanska, perusahaan konstruksi terbesar kelima di dunia, mengatakan bahwa hal ini bisa menjadi produk signifikan untuk mengelola kesehatan pada media yang kerap disentuh. Terkait inovasi itu, juara Rugby Inggris dan Eropa, Exeter Chiefs, menjadi pihak pertama yang ditawarkan instalasi.
"Kesehatan dan keselamatan para pemain, staf, serta penggemar selalu menjadi yang utama dalam pikiran kami. Anda tidak dapat melihat perbedaan apa pun, tetapi sekarang kami memiliki sesuatu yang membunuh virus,” kata kepala eksekutif dan ketua tim, Tony Rowe.
Managing Director Hygi-Group, Aaron Yeo, mengatakan, logam yang dikembangkan pihaknya berbeda dengan pelapis atau semacamnya yang masih bisa menyimpan virus. Paduan padat yang dikembangkan itu, menurut dia, benar-benar bisa membunuh virus itu sendiri.
"Paduan berbasis tembaga sebelumnya tidak memberikan apa yang diminta pasar, jadi saya tahu kami harus mencocokkan baja tahan karat dalam penampilan. Kami juga harus memastikan setidaknya itu sama kuat dan tahan lama. Plus, itu harus cukup lunak untuk disesuaikan dengan ukuran atau bentuk apa pun. Ketika kami menemukan formula yang tepat, itu adalah terobosan besar.” ungkap dia.