Purbalingga akan Terapkan Gerakan Tiga Hari di Rumah Saja

Tiga Hari di Rumah Saja dilaksanakan mengacu pada Gerakan Jateng di Rumah Saja

ANTARA/Idhad Zakaria
Warga menunggu giliran vaksinasi COVID-19 yang diberikan kepada warga berusia 18 tahun ke atas di Pendopo Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Senin (21/6/2021). Satgas COVID-19 Kabupaten Purbalingga melakukan percepatan program vaksinasi dengan menyasar warga usia 18 tahun ke atas sebagai upaya mengendalikan penyebaran COVID-19.
Rep: Eko Widiyatno Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Untuk menguatkan program PPKM Darurat, Pemkab Purbalingga akan menerapkan gerakan 'Tiga Hari di Rumah Saja'. Hal itu mengingat dari hasil evaluasi pemerintah pusat, pelanggaran atas protokol kesehatan di Purbalingga menduduki posisi tertinggi kedua setelah Kabupaten Wonosobo.

Baca Juga


''Tim Satgas Covid-19 Purbalingga telah melakukan rapat yang menyimpulkan akan menerbitkan Surat Edaran Bupati terkait pelaksanaan Gerakan Tiga Hari,'' jelas Bupati Dyah Hayuning Pratiwi dalam Rapat Paripurna DPRD secara virtual, Rabu (7/7).

Dia menyebutkan, gerakan 'Tiga Hari di Rumah Saja' dilaksanakan mengacu pada 'Gerakan Jateng di Rumah Saja' yang dilaksanakan pada awal Februari 2021 lalu. Saat itu, gerakan tersebut mampu menurunkan mobilitas warga dan angka kasus Covid-19 di Jateng.

''Dari pengalaman itulah, kita mencoba untuk melaksanakan Gerakan 'Tiga Hari di Rumah Saja' Rencananya, gerakan ini akan dilaksanakan Jumat (9/7) besok hingga Ahad (11/7).

 

Dalam kesempatan itu, Bupati juga menyebutkan, jumlah kasus Covid-19 di Purbalingga masih relatif tinggi. Meski demikian dia menyebutkan, adanya kebijakan PPKM Darurat se Jawa Bali telah menunjukan progres yang baik.  ''Dari penambahan 313 kasus pada Sabtu (3/7), mulai Senin ( 5/7) turun menjadi 150 kasus,'' katanya.

Meski demikian Bupati menyebutkan, penambahan kasus tersebut masih terbilang tinggi. Demikian juga tingkat keterisian tempat tidur atau BOR (Bed Occupancy Rate) di dua RSUD milik Pemkab, hingga saat ini masih bertahan di angka 70 persen. Sedangkan tingkat kesembuhan, juga turun dari 90 persen menjadi 71,8 persen.

Dia menyebutkan, tempat tidur di ruang ICU di RSUD Goeteng Taroenadibrata bahkan sempat terisi seluruhnya. ''Pasien yang masuk, terpaksa sempat dialihkan ke RS lain karena ruang ICU sudah tidak mampu menampung pasien,'' ujarnya.

Mengatasi kondisi itu, Bupati telah meminta kepada Direktur RSUD untuk melakukan penambahan tempat tidur di ruang ICU hingga sebanyak 26 tempat tidur. ''Saat ini, ICU di RSUD Goeteng Taroenadibrata sudah dibuka kembali,” katanya.

Mengenai perkembangan kasus Covid-19 di Purbalingga, Bupati menyebutkan, hingga Rabu (7/7), terdapat 2.200 kasus aktif Covid-19. Dari jumlah itu, sebanyak 1.994 pasien  menjalani isolasi mandiri, sedangkan sisanya 206 orang menjalani perawatan di rumah sakit. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler