Mourinho Bidik Sukses Jangka Panjang Bersama AS Roma
Jose Mourinho tak ingin terburu-buru mengakhiri paceklik trofi AS Roma.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jose Mourinho menyatakan ia tidak berada di Italia untuk liburan ketika Kamis (8/7) diperkenalkan sebagai pelatih AS Roma. Ia menegaskan berambisi membangun kesuksesan berkelanjutan bagi klub ibu kota Italia itu ketimbang terburu-buru mengakhiri paceklik trofi.
Mantan pelatih Tottenham Hotspur ini ditunjuk sebagai penerus Paulo Fonseca di Roma akhir musim lalu. Ini setelah Roma finis urutan ketujuh di Serie A Liga Italia dan gagal mengakhiri penantian 13 tahun meraih gelar juara liga.
"Dalam sepak bola kata 'waktu' kadang-kadang tidak ada, tetapi dalam kasus ini memang ada dan itu fundamental," kata Mourinho dalam konferensi pers seperti dikutip Reuters, Jumat (9/7). "Klub ini tak menginginkan kesuksesan hari ini tapi bermasalah kemudian, melainkan proyek berkelanjutan untuk masa depan. Itulah alasan utama saya di sini. Kini saatnya bekerja. Saya tak berada di sini untuk liburan."
Penunjukan Mourinho disambut euforia para pendukung Roma yang berharap orang yang pernah memimpin Inter Milan meraih treble winners menakjubkan pada musim 2009/2010 tersebut bisa membawa klub kembali ke puncak sepak bola Italia. Roma ingin mengakhiri paceklik trofi sejak Coppa Italia 2007/2008.
"Kami tak bisa lepas dari fakta bahwa klub ini belum banyak juara belakangan ini. Musim lalu kami finis 29 poin di belakang pemimpin liga dan 16 poin dari empat besar. Kami harus mencari jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan ini," jelas Mourinho. "Baik itu pemilik, direktur olahraga, mereka tahu lebih baik ketimbang saya, berapa banyak tugas yang mesti dikerjakan, tetapi kami akan berusaha mengangkat trofi. Ini bukan soal masuk dan menang segera mungkin."
Mourinho dipecat Tottenham pada April 2021 lalu, satu pekan sebelum kalah dalam final Piala Liga melawan Manchester City. Sang pelatih mengagungkan catatannya setelah dikritik hebat di Inggris selama waktunya bersama Spurs, Manchester United, dan Chelsea.
"Bersama tiga klub terakhir, saya menjuarai Liga Primer Ingris bersama Chelsea, tiga trofi bersama United, mencapai final Piala Liga bersama Tottenham. Yang dianggap bencana oleh saya adalah yang tidak pernah dicapai pelatih-pelatih lain selama hidup mereka," pungkas Mourinho.