Jangan Kendor, Penyintas Covid-19 Rentan Kena Varian Delta
Varian Delta empat kali lebih mungkin mengalahkan antibodi penyintas Covid-19.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Penyintas Covid-19 berisiko terinfeksi ulang, kali ini oleh varian Delta. Penelitian terbaru mengungkap bahwa varian yang pertama kali teridentifikasi di India itu empat kali lebih mungkin untuk mengalahkan antibodi pelindung yang terbentuk dari paparan langsung SARS-CoV-2 sebelumnya.
Studi yang diterbitkan di jurnal Nature membandingkan kemampuan varian Delta dengan varian Alfa yang pertama kali muncul di Inggris dalam hal mengalahkan antibodi penyintas Covid-19. Di Inggris, setiap harinya ada sekitar 25 ribu orang yang terinfeksi varian Delta.
Sekitar 95 persen dari kasus baru di Inggris terkait dengan infeksi varian Delta. Profesor dari School of Medicine, University of Leeds, Stephen Griffin, mengatakan bahwa varian Delta mampu menular lebih efektif meski dengan beberapa pembatasan yang dilakukan.
Bahkan, varian ini juga jauh lebih efektif dalam menyasar orang-orang rentan. Prof Griffin menjelaskan, varian Delta bisa saja menyebabkan kekacauan di berbagai negara, salah satunya Inggris. Varian Delta kini telah menyebar ke hampir 100 negara, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Membuka perjalanan internasional lagi kemungkinan akan mengimpor varian baru yang mungkin mulai mereplikasi di populasi Inggris, dan dapat menyatu kembali dengan varian yang ada di sini," ujar profesor kehormatan dan ahli virologi klinis, University of Leicester, Julian Tang, dikutip dari The Sun, Sabtu (10/7).
Tak sampai di sana, para ahli juga menyatakan kekhawatirannya bahwa varian ini bisa lolos dari antibodi yang terbentuk dari vaksinasi. Mereka mengungkapkan, korban diperkirakan masih akan bertambah dalam beberapa waktu ke depan jika cara pencegahan yang ada tidak dilakukan dengan baik.
Lebih jauh, para peneliti mengatakan, dosis tunggal dari vaksin Pfizer atau AstraZeneca, juga hanya melindungi sekitar 10 persen terhadap varian Delta. Sementara itu, berdasarkan keterangan dari Public Health England, satu dosis vaksin Pfizer hanya 36 persen efektif terhadap penyakit simtomatik dari varian Delta.
Menurut mereka, satu suntikan vaksin AstraZeneca juga hanya 30 persen efektif terhadap varian tersebut. Kendati demikian, para ahli di Inggris sebagian besar meyakini baik Pfizer maupun AstraZeneca bisa bekerja sangat baik terhadap varian Delta setelah dua dosis.