WHO: Kebutuhan Kesehatan di Afghanistan Meningkat
Situasi kemanusiaan terus memburuk di Afghanistan
REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pihaknya membutuhkan dana tambahan sebesar 6,6 juta dolar AS untuk “bantuan kesehatan yang mendesak” di Afghanistan.
Kebutuhan mendesak itu muncul setelah Taliban menguasai negara yang dilanda perang menyusul kemajuan pesat setelah penarikan AS dan pasukan asing lainnya. WHO menanggapi peningkatan kebutuhan kesehatan karena situasi kemanusiaan terus memburuk di Afghanistan, kata organisasi itu di Twitter pada Kamis (19/8).
“Trauma dan kebutuhan kesehatan telah meningkat karena konflik baru-baru ini, yang membutuhkan layanan medis darurat dan dokter khusus,” ungkap WHO.
“Meski kebutuhan kesehatan meningkat, serangan terhadap perawatan kesehatan tetap menjadi tantangan utama,” tambah badan itu.
Menurut WHO, laporan lapangan menunjukkan "peningkatan kasus diare, kekurangan gizi, gejala mirip Covid-19, dan komplikasi kesehatan" di antara orang-orang terlantar yang tiba di ibu kota Kabul dan kota-kota lain.
“Ada kebutuhan mendesak untuk layanan kesehatan, ibu, bayi baru lahir dan anak untuk diberikan kepada orang-orang yang baru mengungsi di Kabul dan kota-kota lain,” kata badan PBB itu.
Baca juga : Taliban Ketuki Satu per Satu Rumah Warga, Ini yang Dilakukan
“Semua pihak harus segera mengatasi gangguan pasokan dan peralatan medis yang dikirim ke dan di seluruh negeri untuk menutup kesenjangan kebutuhan di fasilitas kesehatan,” kata WHO.
- afghanistan
- Covid-19
- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
- taliban
- krisis kemanusiaan afghanistan
- kebutuhan kesehatan afghanistan
- taliban kuasai afghanistan
- kota kabul jatuh
- taliban masuk kabul
- taliban duduki istana presiden
- negara emirat islam afghanistan
- islamic emirate of afghanistan
- presiden ashraf ghani