G7 Desak Dunia Internasional Atasi Krisis di Afghanistan
Inggris akan menggandakan bantuan kemanusiaan dan pembangunan ke Afghanistan
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri luar negeri kelompok negara G7 pada Kamis (19/8) mendesak masyarakat internasional agar bersatu mengatasi krisis di Afghanistan untuk mencegah eskalasi. Hal itu dikatakan Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab melalui pernyataan.
Kelompok Taliban berhasil mengambil alih kekuasaan selama akhir pekan dalam pergolakan yang menyebabkan ribuan warga sipil dan sekutu militer Afghanistan melarikan diri mencari perlindungan. Banyak orang yang takut akan terulangnya penafsiran hukum Islam yang diterapkan selama pemerintah Taliban sebelumnya, yang berakhir sejak 20 tahun lalu.
"Menteri G7 meminta masyarakat internasional agar bersama-sama berbagi misi untuk mencegah krisis di Afghanistan meningkat," tulis pernyataan Raab usai pertemuan G7.
Inggris saat ini memegang rotasi kepemimpinan G7, yang juga mencakup Amerika Serikat, Italia, Prancis, Jerman, Jepang, dan Kanada. "Krisis di Afghanistan membutuhkan tanggapan internasional seperti keterlibatan intensif pada masalah kritis yang dihadapi Afghanistan dan kawasan: dengan rakyat Afghanistan yang paling terdampak, pihak bertikai, Dewan Keamanan PBB, G7, donor internasional dan dengan tetangga regional Afghanistan," tulisnya.
Inggris pada Rabu (18/8) mengatakan akan menggandakan bantuan kemanusiaan dan pembangunan ke Afghanistan menjadi 286 juta pounds (sekitar Rp 5,63 triliun) tahun ini. Secara terpisah, Raab pada Kamis malam (19/8) menuturkan bahwa Inggris dan Turki sedang melakukan koordinasi di Afghanistan untuk memastikan evakuasi masih berlangsung secara aman.
Raab berterima kasih kepada Turki atas komitmennya mengamankan bandara kabul bersama pasukan Inggris. Menteri Luar Negeri China Wang Yi melalui panggilan telepon kepada Raab mengatakan bahwa dunia harusnya memberi petunjuk dan mendukung Afghanistan saat mereka menuju pemerintahan baru dan bukannya malah memberikan lebih banyak tekanan padanya.