Uganda Siap Tampung 2.000 Pengungsi Afghanistan
Meski negara miskin, Uganda bisa menjadi contoh untuk perlindungan bagi pengungsi.
REPUBLIKA.CO.ID, Meskipun menjadi salah satu negara termiskin di dunia, Uganda menegaskan bahwa siap menampung 2.000 pengungsi Afghanistan.
Amerika Serikat, yang telah mengevakuasi ribuan warga Afghanistan yang membantu pasukannya selama dua dekade terakhir, telah meminta Uganda untuk menampung sementara para pengungsi sebelum mereka direlokasi secara permanen ke negara-negara Barat.
Esther Anyakun, menteri urusan pengungsi dan kesiapsiagaan bencana, mengatakan Presiden Yoweri Museveni setuju membantu menampung sementara pengungsi Afghanistan. “Presiden sudah memberi lampu hijau. Dia meminta warganya menyambut orang-orang Afghanistan.
"Apa yang terjadi di Afghanistan, mereka tidak pernah mengharapkannya. Kita hanya bisa bersimpati dengan perempuan dan anak-anak yang masih terjebak di sana,” kata Museveni.
Analis mengatakan Uganda mungkin dipilih untuk menampung pengungsi Afghanistan karena keahliannya dalam menangani masalah pengungsi.
Mengakui keselamatan para pengungsi yang terjamin di Uganda, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi baru-baru menyebut negara Afrika itu sebagai panutan.
“Dengan sedikit sumber daya untuk menangani begitu banyak orang yang telantar, kebijakan-kebijakan Uganda dalam menampung pengungsi dapat dijadikan sebagai contoh," kata dia.
Baca juga : Panglima TNI tak Pakai Booster Vaksin, tapi Scretome Booster
UNICEF juga mengakui kemurahan hati Uganda, yang menjamin sistem perlindungan hukum untuk melindungi anak-anak pengungsi dan memberi mereka akses ke beberapa layanan sosial seperti kesehatan masyarakat dan pendidikan dasar.
Sumber, https://www.aa.com.tr/id/dunia/uganda-tampung-2000-pengungsi-afghanistan/2345917.
Tidak ada kamp pengungsi
Berbeda dengan negara-negara lain yang menempatkan pengungsi dalam kamp-kamp, Uganda menempatkan sebagian besar pengungsi di permukiman perdesaan, tinggal berdampingan dengan warga Uganda.
Kenth Longi, seorang pengungsi Sudan Selatan berusia 14 tahun, mengatakan bahwa dia telah tinggal di Uganda selama empat tahun terakhir bersama dengan orang tuanya.
Doreen Nyakili, 45, ibu empat anak dari Republik Demokratik Kongo, mengatakan dia telah diberi tanah untuk bercocok tanam dan mencari nafkah.
Selama Perang Dunia II, 7.000 pengungsi Polandia terutama perempuan dan anak-anak, menetap di Uganda antara tahun 1942-1944 di distrik Masindi dan Mukono. Kemudian mereka dimukimkan kembali di Inggris, Kanada, dan Australia.
Baca juga : Penista Agama, Prof Deding Ishak: Seperti Ada yang Merancang
Uganda saat ini menampung 1,5 juta pengungsi dari Sudan Selatan, Republik Demokratik Kongo, dan Burundi, menurut data yang dirilis oleh UNHCR baru-baru ini. Artinya, negara ini menampung jumlah pengungsi terbanyak di seluruh Afrika.
Menurut UNICEF, 900 ribu pengungsi di Uganda adalah anak-anak. Kebanyakan dari mereka melarikan diri dengan orang tua mereka dari konflik di negara masing-masing.