Adopsi Layanan Digital, BNI Kembangkan Bisnis Paylater

BNI bekerja sama dengan Shopee dan Traveloka salurkan kredit ke konsumen paylater

PUSPA PERWITASARI/ANTARAFOTO
Direktur Bisnis Konsumer BNI Anggoro Eko Cahyo (kiri) bertukar cinderamata dengan President Traveloka Group Operations Henry Hendrawan (kanan) usai menandatangani Perjanjian Kerja Sama Kemitraan BNI Kredit Konsumer melalui Traveloka PayLater. Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan perseroan sebagai bank pengembang pertama di Indonesia yang bekerja sama dengan Traveloka dan Shopee. Melalui kerjasama ini, perseroan melakukan penyaluran pinjaman atau kredit kepada pengguna Shopee dan Traveloka yang memilih opsi pembayaran menggunakan cicilan pada saat melakukan transaksi.
Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berupaya melakukan langkah digitalisasi perbankan sektor konsumer. Perseroan telah menyalurkan kredit melalui bisnis paylater ke platform Shopee dan Traveloka.


Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan perseroan sebagai bank pengembang pertama di Indonesia yang bekerja sama dengan Traveloka dan Shopee. Melalui kerjasama ini, perseroan melakukan penyaluran pinjaman atau kredit kepada pengguna Shopee dan Traveloka yang memilih opsi pembayaran menggunakan cicilan pada saat melakukan transaksi. 

"BNI merupakan early adopter atau pengembang awal dari layanan ini di Indonesia, bekerja sama dengan Traveloka dan ditambah Shopee yang baru dimulai pada akhir Juli,” ujar ujarnya saat Public Expose Live 2021 seperti dikutip Selasa (7/9).

Menurutnya paylater merupakan bisnis consumer lending yang tengah booming di negara lain seperti India, China, dan Australia. Maka itu perseroan berupaya memperluas bisnis ini dengan menggandeng e-commerce Shopee yang baru dimulai pada Juli 2021.

“Hingga Juli 2021, total portofolio Traveloka PayLater mencapai Rp 47 miliar. Kualitasnya bagus dengan NPL 3,8 persen. Namun dengan catatan bahwa NPL sudah dibackup dengan asuransi kredit, sehingga resiko tersebut dapat terakomodasi sedangkan rata-rata suku bunga bersih tercatat tinggi sebesar 21,41 persen,” ucapnya.

Ke depan perseroan melihat pengembangan bisnis paylater bisa menjadi mesin pertumbuhan bisnis perseroan jangka panjang.

Pada kuartal II 2021 BNI mencatatkan laba operasional sebelum pencadangan (PPOP) sebesar Rp 16,1 triliun. Adapun PPOP didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih (NII) sebesar 18,2 persen YoY atau Rp 19,3 triliun dan pendapatan berbasis komisi atau fee based income (FBI) tumbuh 19,2 persen YoY dari posisi Juni tahun lalu sebesar Rp 6,8 triliun.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler