Alasan Time Masukkan Baradar Jadi Tokoh Berpengaruh Dunia
Pendiri Taliban masuk ke dalam daftar 100 orang paling berpengaruh dunia.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Majalah Time memasukkan salah satu pendiri Taliban, Abdul Ghani Baradar, dalam daftar 100 orang paling berpengaruh pada 2021. Tokoh yang kini menjabat sebagai wakil perdana menteri di Afghanistan itu berada di bawah kategori “pemimpin”.
Time menggambarkan Baradar sebagai “pemimpin militer karismatik dan sosok yang sangat alim”. Menurut Time, Baradar “berdiri sebagai tumpuan bagi masa depan Afghanistan”.
“Baradar mewakili arus yang lebih moderat di dalam Taliban, yang akan menjadi pusat perhatian untuk memenangkan dukungan Barat dan sangat membutuhkan bantuan keuangan. Pertanyaannya adalah apakah orang yang membujuk Amerika keluar dari Afghanistan dapat mempengaruhi gerakannya sendiri,” kata Time dalam laporannya, Rabu (15/9).
Taliban mengumumkan struktur pemerintahan barunya untuk Afghanistan pada 7 September lalu. Terdapat 33 anggota kabinet. Baradar mengisi posisi sebagai wakil perdana menteri. Saat ini beredar rumor bahwa terdapat friksi di internal Taliban mengenai susunan pemerintahan.
Pendukung Baradar dikabarkan berseteru dengan simpatisan Sirajuddin Haqqani, yakni pendiri jaringan Haqqani yang berbasis di perbatasan Afghanistan-Pakistan. Haqqani masuk dalam struktur pemerintahan baru Taliban. Dia mengisi posisi sebagai menteri dalam negeri.
Baca juga : CEO Indodax Soroti Pelegalan Kripto Sebagai Mata Uang
Mengutip beberapa sumber Taliban, BBC, dalam laporannya pada Selasa (14/9), menyebut perselisihan itu turut berkisar pada penghargaan atas kemenangan Taliban di Afghanistan. Baradar percaya para diplomat seperti dirinya harus memperoleh bagian terbesar dari pujian.
Sementara kelompok Haqqani percaya bahwa para pejuang yang bertempur di lapangan memperoleh capaian lebih banyak. Baradar sudah membantah desas-desus tentang adanya perselisihan internal. “Media mengatakan bahwa ada perselisihan internal. Tidak ada apa-apa di antara kita, itu tidak benar,” katanya dalam sebuah wawancara dengan televisi pemerintah pada Rabu.
Menurut PBB, Baradar pernah menjabat sebagai komandan militer senior Taliban yang bertanggung jawab atas serangan terhadap pasukan koalisi. Dia ditangkap dan dipenjarakan di Pakistan pada 2010. Setelah dibebaskan pada 2018, dia mengepalai kantor politik Taliban di Doha, Qatar. Ia menjadi salah satu tokoh paling menonjol dalam pembicaraan damai dengan Amerika Serikat.