Bank Sentral Afghanistan Sita Uang Mantan Pejabat Negara
Afghanistan Bank juga klaim mendapat sejumlah batang emas di kediaman mantan wapres
REPUBLIKA.CO.ID, KABUL - Bank sentral Afghanistan mengumumkan bahwa mereka telah mengumpulkan uang tunai lebih dari USD12 juta yang ditemukan dari kediaman eks pejabat pemerintah, termasuk Wakil Presiden Amrullah Saleh.
Pada pertengahan Agustus, Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan, dan baru-baru ini mengumumkan pemerintahan sementara yang dipimpin oleh Hassan Akhund. Akibatnya, banyak pejabat tinggi pemerintah, termasuk Presiden Ashraf Ghani, melarikan diri dari negara itu.
Lewat sebuah pernyataan, Da Afghanistan Bank mengklaim mendapatkan "sejumlah batang emas yang sebagian besar ditemukan di kediaman Amrullah Saleh". Uang tunai dan emas yang disita itu sudah diserahkan ke perbendaharaan karena pemerintahan baru "berkomitmen pada transparansi di semua bidang".
"Tujuan penyimpanan sejumlah uang dan emas dan bagaimana mereka menyimpannya belum diketahui," terang bank.
Sebelumnya, Ghani menepis klaim bahwa dia melarikan diri dari Afghanistan dengan membawa jutaan dolar. Saleh, sementara itu, belum menanggapi tudingan itu. Bahkan, keberadaannya tidak diketahui sejak jatuhnya Panjshir, provinsi terakhir yang memimpin perlawanan terhadap Taliban.
Transaksi menggunakan Afghani
Dalam pernyataan terpisah, bank sentral mendesak warga Afghanistan untuk menggunakan mata uang lokal karena bank sudah kehabisan dolar.
"Sesuai dengan Pasal 33 Undang-Undang Bank Da Afghanistan, mata uang Afghanistan adalah Afghani. Oleh karena itu, semua orang Afghanistan, serta lembaga pemerintah dan swasta diminta untuk menggunakan Afghani dalam transaksi moneter untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi," imbuh bank.
Dalam siaran pers lainnya, penjabat gubernur bank mengatakan saat ini "kondisi bank tergolong aman". Perkembangan itu terjadi ketika Amerika Serikat membekukan dana pemerintah Afghanistan sebesar lebih dari USD9 miliar.