BPBD Kudus: Waspadai Gempa dari Sesar Kendeng
Sesar Kendeng membentang di sepanjang pantai utara Jawa dan masih aktif
REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah mulai melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait kewaspadaan terhadap bencana alam. Salah satunya ancaman gempa bumi dari Sesar Kendeng.
"Berdasarkan informasi dari BMKG, patahan Pegunungan Kendeng mulai ada gerakan meskipun sangat kecil tetap harus disosialisasikan agar ada kewaspadaan di masyarakat," kata Kepala Seksi Pengendalian Kebencanaan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus Wiyoto, Kamis (1/9).
Ia juga mendorong semua desa melakukan peningkatan kapasitas agar menjadi desa mandiri dalam penanganan bencana alam. Karena personel dari BPBD juga terbatas dan untuk penanganan dini dari warga desa setempat yang jangkauannya lebih dekat.
Dengan adanya sosialisasi dan simulasi kebencanaan, warga bisa diandalkan melakukan pencegahan dan kesiapsiagaan. Setidaknya masyarakat memiliki gambaran tindakan cepat saat terjadi bencana guna meminimalkan dampak korban jiwa.
Apalagi, kata dia, sebagian desa di Kabupaten Kudus memiliki kerawanan bencana alam yang berbeda-beda. Seperti di Desa Tergo bisa dari bencana angin kencang maupun tanah longsor. Sedangkan Desa Wonosoco (Kecamatan Undaan) selain banjir bandang juga gempa karena berada di dekat kawasan Pegunungan Kendeng.
Baca juga : Instansi di Surabaya Terapkan Pindai QR-Code PeduliLindungi
Dalam rangka mitigasi bencana, BPBD Kudus juga terus berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) karena disebutkan bahwa Sesar Kendeng telah mengalami gerakan. Sosialisasi terus digalakkan bersama BPBD Jateng terkait ancaman berbagai potensi bencana alam.
"Selain patahan Kendeng, juga ada patahan Muria dan Lasem yang juga berpotensi terjadi gempa," ujarnya.
Berdasarkan data dari lipi.go.id, disebutkan Sesar Kendeng membentang di sepanjang pantai utara Jawa dari Surabaya, Semarang, hingga Cirebon. Sesar Kendeng sampai saat ini terbilang masih aktif. Sumber gempa yang berada di pusat permukiman ini dikhawatirkan bisa menimbulkan kerusakan masif jika tidak diantisipasi.