Perbedaan Radang Amandel dan Covid-19

Tidak seperti Covid-19, tak semua kasus radang amandel menular.

Republika/Amin madani
Anak akan merasa kesulitan menelan ketika mengalami radang amandel alias tonsilitis.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tonsilitis adalah infeksi amandel di bagian belakang tenggorokan. Gejalanya berpotensi membingungkan di tengah pandemi Covid-19.

Di Inggris, sekitar dua per tiga tonsilektomi dilakukan pada anak-anak. Namun, remaja dan orang dewasa juga bisa terkena tonsilitis.

Baca Juga



Penyebab tonsilitis berbeda dari orang ke orang. Infeksinya bisa disebabkan oleh virus ataupun bakteri.

Tonsilitis bisa terasa seperti pilek atau flu yang sangat parah. Dikutip dari laman Express UK, penting untuk mengetahui gejala utamanya untuk memastikan Anda bukan terkena Covid-19.

Pada orang dewasa, amandel di bagian belakang tenggorokan akan menjadi merah dan bengkak. Gejala utama pada anak-anak dan orang dewasa adalah sakit tenggorokan, kesulitan menelan, demam 38 derajat Celsius atau lebih, batuk, sakit kepala, tidak enak badan, sakit telinga, dan merasa lelah.

Dalam kasus yang lebih parah, penderita mungkin mengalami pembengkakan atau nyeri pada kelenjar di leher, bintik-bintik putih berisi nanah di amandel, dan bau mulut. Anak-anak kecil mungkin tidak dapat menggambarkan bagaimana perasaan mereka.

Orang tua bisa mencurigai radang amandel jika anak-anak berliur karena sulit atau sakit saat menelan. Anak juga jadi malas makan dan sangat rewel.

Tonsilitis biasanya hilang dengan sendirinya setelah tiga sampai empat hari. Penderitanya perlu banyak istirahat, mengonsumsi parasetamol atau ibuprofen, minuman dingin, dan larutan hangat air garam.

Penderita tonsilitis mungkin juga memerlukan larutan antiseptik, semprotan tenggorokan, dan pelega tenggorokan. Ada kalanya mereka membutuhkan resep antibiotik.

Sementara itu, infeksi SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, akan membuat orang merasa tak bisa mencium aroma dan mengenali rasa makanan. Mereka juga tiba-tiba batuk terus-menerus dan demam tinggi. Jika memiliki gejala yang menyerupai ini, ada baiknya melakukan tes uji usap Covid-19.

Tidak seperti Covid-19, tak semua kasus tonsilitis menular. Hanya saja, sebagian besar infeksi yang menyebabkannya (seperti pilek dan flu) dapat menular. Itulah mengapa penting untuk tetap di rumah, atau menjaga anak dengan tonsilitis tak keluar rumah sampai kondisinya lebih baik.

Beda sakit tenggorokan biasa dengan gejala Covid-19. - (Republika)

Seseorang mungkin juga terkena tonsilitis jika bakteri streptokokus memengaruhi tenggorokan. Infeksi ini bisa ditularkan lewat cairan dari bicara, batuk, bersin, atau menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus atau bakteri.

Di luar negeri, tonsilitis yang mendera di musim panas atau musim gugur, kemungkinan besar disebabkan oleh virus, seperti virus selesma. Penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya. Tonsilitis paling sering disebabkan virus umum yang masuk ke tubuh melalui mulut.

Lain halnya dengan tonsilitis yang menyerang di musim dingin atau awal musim semi. Kemungkinan besar itu disebabkan infeksi bakteri seperti streptococcus pyogenes (radang tenggorokan). Sekitar 15 hingga 30 persen kasus tonsilitis disebabkan bakteri, dan jika ini masalahnya, maka mungkin perlu minum antibiotik.

Baca juga : 5 Penyakit Akibat Kekurangan Vitamin C

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler