Iwan Fals Selalu Tertarik dengan Lagu Bertema Keluarga

Iwan Fals membawakan lagu tema buku Rapijali karya Dee Lestari.

Republika/Rakhmawaty La'lang
Penyanyi Iwan Fals diajak musisi dan penulis Dewi Lestari untuk membawakan salah satu dari lima soundtrack novel Rapijali.
Rep: Rahma Sulistya Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musisi yang sudah berkariEr sejak 1990-an, Iwan Fals, menyatakan, selalu tertarik dengan lagu-lagu bertema keluarga. Ketika ditawari lagu yang sangat bagus dengan tema keluarga, ia merasa itu harus segera dibuat, seperti halnya book soundtrack Rapijali, "Kinari (Versi Yuda Alexander)".

"Soal hubungan di dalam keluarga, itu yang bikin saya tertarik," ujar Iwan dalam media briefing virtual, Senin (19/10)

Iwan diajak oleh musisi dan penulis Dewi "Dee" Lestari untuk mengisi salah satu dari lima soundtrack novel Rapijali. Sebelum menyanyikannya, Iwan membaca dulu buku tersebut dan mengatakan sangat tertarik dengan kisah hubungan antara kakek dan cucu serta ayah dan anak.

Dalam Rapijali, karakter Ping atau Lovinka Alexander dikisahkan pergi ke Jakarta lalu bertemu ayahnya yang sudah punya keluarga baru, namun memiliki anak yang super cuek. Hubungan Ping dan ayahnya membaik setelah membelikan piano baru dan itu jadi hal penyejuk untuk sang ayah.

Baca Juga


"Saya ingat seperti itulah buku pertama. Saya merasa jadi teman saja saat membaca itu dan nggak bisa disetop, kalau disetop itu sayang," ujarnya.

Mengenai sosok Kinari yang diceritakan sudah meninggal, Iwan mengaku tidak melihatnya meninggal begitu saja. Ia menyebut, Kinari meninggal dengan meninggalkan kasih sayang ayahnya sampai ia membuat lagu. Kinari menjadi inspirasi untuk kehidupan selanjutnya.

“Rupanya masih hidup juga Kinari dalam format lain, kalau kata Dewi ‘Semesta mendukung’. Aku tertarik sama itu. Sayang kalau nggak dibungkus," papar Iwan.

Video lirik "Kinari (Versi Yuda Alexander)" sudah rilis di Youtube dengan ilustrasi yang sesuai dengan kisah /Rapijali. Beberapa adegan dalam buku dibuat ilustrasinya untuk menceritakan perjalanan secara global versi Yuda Alexander.

"Rapijali memang bukan yang pertama, tapi ini punya tantangan lebih besar, nggak seperti waktu saya nulis Rectoverso. Artinya, pembuatan lagunya terikat dengan cerita sama persis, ketika saya bilang ke Lafa Pratomo (produser), ini harus ada akordion, mesti ada flute, karena di dalam cerita ada instrumen itu," papar Dee.

 

Rapijali, menurut Dee, memang paling mengikat dibanding yang lainnya. Sebab, di dalam cerita ada deskripsi seperti Ping bermain akordion, lalu bermain flute, lagu dibawakan oleh seorang kakek, hingga ada semacam nuansa retro.

Di dalam cerita juga ada deskripsi bahwa Ping bermain flute, yang referensi lagu/musik tahun 1970-an. Sementara di empat lagu lainnya nanti akan ada semacam modulasi atau perubahan kunci.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler