Meraih Kebahagiaan dengan Menyimak Tafsir Surat Fushilat

Istiqamah menentukan keimanan kita, istiqamah menentukan keislaman kita.

republika
Meraih Kebahagiaan dengan Menyimak Tafsir Surat Fushilat
Rep: Imas Damayanti Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran merupakan penyejuk bagi umat Islam, baik untuk fisik maupun batin. Sejumlah ayat-ayat penerang yang juga menghadirkan kebahagiaan pun termaktub di dalamnya.

Baca Juga


Dalam kajian virtual Taklim Ba’da Subuh oleh KH Didin Hafiduddin mengenai Tafsir Surat Fushilat ayat 30-32, dibahas mengenai cara meraih kebahagiaan yang hakiki dengan iman dan istiqamah. Surat Fushilat ayat 30-32, Allah berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ‘Tuhan kami adalah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), ‘Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu’. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya (surga) kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh apa yang kamu minta. Sebagai penghormatan (bagimu) dari (Allah) Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang,”.

Dijelaskan bahwa, ayat-ayat ini menjelaskan tentang betapa pentingnya iman dan konsistensi (istiqamah) dalam beribadah dan menjalankan kehidupan beragama untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki. Istiqamah menentukan keimanan kita, istiqamah menentukan keislaman kita.

Insya Allah kehidupan kita akan diselamatkan oleh Allah SWT, insya Allah kita akan mencapai kebahagiaan dalam mengarungi kehidupan kita. Istiqamah di sini tentu dalam segala bidang, dalam ibadah, dalam muamalah, bahkan dalam cara berfikir. Jika seorang Muslim berifikir secara materialis, maka kehidupannya akan diwarnai dengan hal-hal materialis begitu.

Jika seorang muslim berfikir secara sekularis, maka ia akan menjalani kehidupannya secara sekuler begitu. Kita paham bahwa dalam Islam tidak ada pemisahan antara dunia dan akhirat.

Menjalani kehidupan ekonomi sebaiknya berbasis pada ajaran-ajaran islam, berprinsip pada ekonomi syariah. Kalaupun ada pemisahan, biasanya hal itu hanya pembagian tugas biasa. Sekali lagi, itu bukan pemisahan. Kita juga paham bahwa semua ilmu itu berasal dari Allah SWT.

 

 

Di dalam Alquran, ada ilmu yang berasal dari ayat-ayat tanziliah (yang diturunkan langsung dari Allah SWT), tapi juga ada ilmu yang berasal dari ayat-ayat kauniah (yang digambarkan dengan hakikat kebekerjaan alam semesta).

Di dalam Alquran, kata “iman” dirangkai dengan kata “istiqamah” menggunakan kata sambung “tsumma”, yang dimaksudkan bahwa pencapaian derajat keimanan menuju derajat istiqmaha umumumnya perlu waktu, perlu proses. Penggunaan kata “tsumma” ini berbeda dengan penggunaan kata “wa”, suatu kata sambung yang umumnya tidak memerlukan waktu yang sama.

Misal, dalam tuntutan atau perintah berwudhu di dalam Alquran, harus dilakukan dengan segera, berturut-turut: Misal, membasuh muka, harus dilanjutkan dengan membasuh tangan, telapak tangan, mengusap bagian kepala, dan membasuh kaki. Sekali lagi, seorang Muslim untuk menjadi istiqamah, tentu perlu waktu.

Manfaatnya, Allah akan menjadi pelindung Muslim, melalui para malaikatnya, Bahkan pada saat sakratul maut, betapa pentingnya perlindungan dari Allah SWT tersebut, hingga akhirnya kita mampu membaca kalimat tauhid pada akhir hidup kita. Syetan akan terus menerus menggoda manusia dan berupaya menyesatkannya, bahkan sampai fase genting dalam masa akhir hidup kita seorang muslim. Kematian itu adalah peristiwa yang luar biasa, yang pasti terjadi.

Kita tidak perlu sedih, karena Allah SWT akan memberikan perlindungan kepada kita kaum beriman. Justeru, kita perlu bergembira dengan surga yang dijanjikan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, istiqamah harus menjadi pakaian atau lifestyles kita sehari-hari. Kita menjadi Muslim dan mukmin yang istiqamah, yang tidak ragu-ragu, akan kebenaran ajaran islam, kebenaran kalimat tauhid “La ilaaha illa Allah”.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler