Panelis Asing Puji Strategi Ridwan Kamil Atasi Citarum

Paparan Ridwan Kamil menunjukkan pemimpin yang mampu mengatasi kerusakan lingkungan.

REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (tengah) didampingi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri) saat meninjau Pusat Daur Ulang Cicabe di Jatihandap, Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung, Selasa (7/9). Pusat Daur Ulang Cicabe tersebut mampu mengolah dan mendaur ulang 500 kilogram hingga 1 ton sampah anorganik per hari, dengan tujuan membantu penanganan permasalahan sampah di Kota Bandung sekaligus program percepatan pengendalian dan kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Foto: Republika/Abdan Syakura
Rep: Arie Lukihardianti Red: Hiru Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Para panelis dialog pada Venue Indonesia Pavilion at COP 26-UNFCCC, Glasgow, Skotlandia, memuji upaya Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil dalam memulihkan kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.


Apresiasi ini muncul saat Ridwan Kamil memaparkan kemajuan penanganan Sungai Citarum dan upaya penanganan sampah di Jabar di “Panel Dialogue: Scaling Up Governance and Collaborative Actions In Combinating Marine Plastic Litter Towards Climate Actions In Indonesia”, yang merupakan rangkaian KTT Pemimpin Dunia COP26, Selasa (2/11).

Member of Management Comittee KfW Development Bank Stephan Opitz mengatakan, paparan Ridwan Kamil menunjukkan pentingnya sosok kepemimpinan yang tepat mampu menanggulangi kerusakan lingkungan, seperti yang terjadi di DAS Citarum. 

“Bagi saya apa yang Anda (Ridwan Kamil) lakukan di Jawa Barat sangat mengesankan. Ini menunjukkan kemampuan kepemimpinan politik Anda bisa mengintegrasikan seluruh stakeholder yang berbeda lewat pendekatan pentahelix,” ujar Stephan, dalam siaran pers Humas Pemerintah Provinsi Jabar, Rabu (3/11).

Menurut Stephan, penanganan kerusakan lingkungan dan kemajuan yang ditunjukkan Gubernur Jabar adalah persoalan yang tidak mudah dan kompleks. KfW yang merupakan bank pembangunan Jerman menilai penanganan seperti di Citarum yang menjadi salah satu perhatian dari bank donor untuk memberikan bantuan finansial. 

Moderator Kristen Hughes yang juga Director of Global Plastic Action Partnership menilai, Ridwan Kamil sebagai sosok pemimpin luar biasa, sangat ambisius dalam arti positif, dan inspirator yang baik untuk Indonesia. Menurut Kristen, dengan sistem pentahelix membuat progres Citarum sangat bagus.

“Ada investasi yang luar biasa di sana, banyak strategi yang bagus, dengan multistakeholders, yaitu pemerintah, society, komunitas, dan semua bekerja bersama untuk berfokus pada sungai untuk jangka waktu yang lama. Apa yang akan terjadi dalam jangka waktu pendek dan juga untuk 50 tahun ke depan,” paparnya.

“Dan saya memberikan tepuk tangan untuk pemerintah (Indonesia) yang telah mengerjakan dengan fastastis untuk kepemimpinannya. Masih banyak hal yang harus dikerjakan di Indonesia, namun tentu saja menjadi contoh yang baik dari Jawa Barat,” imbuhnya.

Dalam keberlanjutan program dan green development di Indonesia, Kristen mengapresiasi Presiden RI yang sudah menerbitkan peraturan presiden (perpres) dan peraturan lainnya. Dia pun sangat antusias pada tahun 2028 akan ada national plastic action partnership dan Indonesia menjadi yang pertama yang mengambil langkah maju.

“Kami sangat tertarik untuk melanjutkan kerja sama ini. Tak hanya hanya di Indonesia, Asia Tenggara, tapi juga di seluruh planet. Jadi, salut untuk Indonesia yang telah memberikan yang terbaik. Kami tak sabar untuk melihat perkembangannya beberapa tahun ke depan,” katanya.

Gubernur Ridwan Kamil dalam pemaparannya bicara pengurangan sampah plastik di sungai dan bagaimana caranya mencegah sampah mengalir sampai ke laut.  

Komandan Satgas Citarum Harum itu menyebutkan, ia menerima tantangan besar menjadikan Citarum dari sungai terkotor menjadi sungai terbersih dalam waktu tujuh tahun atau hingga 2025. 

Saat ini beragam masalah muncul dari Citarum mulai dari limbah, domestik, limbah industri, dan alih fungsi lahan, serta minimnya kepemimpinan atau political will.

“Saya terima tantangan itu dan berkoordinasi, serta berkolaborasi dengan semua stakeholders di Jawa Barat. Setelah tiga tahun, sekarang kondisi sungai mengalami perubahan di antaranya ikan-ikan kembali dapat berkembang lagi karena kualitas air yang membaik,” ujar Ridwan Kamil, yang akrab disapa Emil. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
 
Berita Terpopuler