BNPB: Beberapa Titik Banjir di Jabodetabek Mulai Surut
Tersisa 6 RT yang masih terendam banjir di wilayah DKI Jakarta.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan banjir yang sempat terjadi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), mulai berangsur surut pada Senin (8/11). Berdasarkan pantauan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), wilayah DKI Jakarta yang tertimpa banjir, seperti di Jakarta Timur berangsur surut.
“Untuk wilayah Jakarta Selatan, seperti Pesanggrahan, Mampang, dan Cipulir, masih terpantau genangan,” kata Abdul dalam keterangan tertulis, Senin (8/11).
Genangan air juga masih terlihat di Kota dan Kabupaten Bekasi, yaitu Perumahan Pondok Timur Indah dengan ketinggiaan air sekitar 10 hingga 20 sentimeter. Selain itu, masih ada warga yang mengungsi akibat banjir. Di Jakarta Timur, ada 164 orang mengungsi dan di Jakarta Selatan 97 orang.
Untuk Kota dan Kabupaten Bogor dan Kota Depok, banjir terpantau surut. Ini juga terlihat di dua wilayah administrasi di bawah Provinsi Banten, Tangerang dan Tangerang Selatan sehingga aktivitas masyarakat berjalan kembali normal.
Abdul mengingatkan, prakiraan cuaca dalam dua hari kedepan, Jabodetabek masih berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang. “Warga di tingkat kecamatan dapat mengakses informasi prakiraan cuaca melalui aplikasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG),” ujar dia.
Lebih lanjut, Abdul mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan dalam mencegah dan mengindari dampak bahaya hidrometeorologi. Masyarakat dapat memantau potensi bahaya, seperti genangan melalui situs web petabencana.id atau berpartisipasi memberikan informasi lapangan melalui sosial media yang nantinya akan ditampilkan pada situs tersebut.
“Masyarakat juga dapat mengakses aplikasi inaRISK untuk memantau potensi bahaya dan risiko di sekitar sehingga dapat lebih siap dalam mengantisipasi potensi bahaya,” tambahnya.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengatakan tersisa enam rukun tetangga (RT) yang masih terendam banjir dari 30.470 RT. Enam RT tersebut terdapat di Jakarta Timur dan Jakarta Barat.
“Di Kelurahan Kampung Melayu, genangan air masih terlihat dengan ketinggian 50 sentimeter akibat luapan Kali Ciliwung,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Kebencanaan BPDB DKI Jakarta, Mohammad Insaf, saat dikonfirmasi, Senin (8/11).
Genangan air menyebabkan 65 orang dari tiga RT tersebut masih mengungsi di Aula Kantor Kelurahan Kampung Melayu dan Aula Masjid Ittihadul Ikhwan. Sedangkan kawasan tiga RT lain yang masih terendam banjir di Jakarta Barat adalah Kelurahan Rawa Buaya. Ketinggian air terlihat 60 sentimeter akibat luapan Kali Angke. Sementara untuk wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Utara air sudah surut seluruhnya.
“Kondisi genangan sedang ditangani oleh pihak kelurahan setempat bersama dengan Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), tim reaksi cepat BPBD, Dinas Sumber Daya Air (DSDA), Satpol PP, Tagana, dan Disgulkarmat ditargetkan akan surut dalam waktu cepat,” ujar dia.
Sebelumnya, hingga pukul 09.00 WIB, masih ada sekitar 67 RT yang terendam air di seluruh wilayah DKI. “Informasi genangan saat ini ada 67 RT atau 0,220 persen dari 30.470 RT yang ada di DKI Jakarta,” kata Insaf.
Dari 67 RT itu, sekitar 52 di antaranya merupakan wilayah dari Jakarta Timur. Sedangkan sisanya, berada di Jakarta Selatan. Salah satu daerah yang masih mengalami banjir hingga Senin siang yaitu kawasan Rawajati, Pancoran Jakarta Selatan dengan ketinggian air mencapai 20-40 sentimeter. Banjir ini akibat luapan Kali Ciliwung di belakang permukiman warga Jalan Bina Warga Rukun Tetangga (RT) 03 RW 07.