Vaksinasi Diyakini Jadi Kunci Transisi Pandemi ke Endemik

Sampai saat ini belum semua orang memahami pentingnya vaksin Covid-19.

ANTARA/Galih Pradipta
Warga mengantre untuk mendapat suntikan vaksin Covid-19 di Gelanggang Remaja Makassar, Jakarta, Jumat (12/11). Pemerintah menargetkan vaksinasi COVID-19 mencapai 300 juta dosis pada akhir 2021, yang hingga November 2021 berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) vaksinasi nasional telah mencapai 200 juta dosis vaksinasi, untuk vaksinasi dosis pertama sebesar 127,3 juta dosis atau 61 persen, dan untuk dosis kedua mencapai 80,9 juta dosis atau 38 persen.
Red: Gilang Akbar Prambadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah tengah menyiapkan skenario agar masyarakat dapat hidup berdampingan dengan  Covid-19 atau bisa disebut pandemi menuju endemik. Pemerintah melakukan proses transisi dari pandemi ke endemik, lantaran menilai Covid-19 tidak akan hilang dalam waktu dekat. 

Baca Juga


Epidemiolog dari Universitas Diponegoro (Undip), Budi Laksono mengatakan, pandemi dapat berubah jadi endemik jika penanganan kasus berhasil menekan jumlah penyebaran Covid-19. Salah satu upaya untuk menekan jumlah tersebut adalah melalui vaksinasi.

Ia menilai, sampai saat ini belum semua orang memahami pentingnya vaksin Covid-19, terutama orang tua yang tidak punya akses untuk datang ke tempat vaksinasi.

Budi menuturkan, pihaknya pernah melakukan salah satu kajian dan hasil menunjukkan bahwa anak-anak muda tidak semua peduli untuk mengajak orang tua ke layanan kesehatan ataupun vaksinasi.

"Karena itu, kita saat ini kita perlu mencoba melakukan yang namanya strategi visit vaksinasi ke rumah-rumah. Tentu saja banyak resistensinya, banyak ongkos, banyak waktu. Kita mendorong kepada pemerintah, khususnya puskesmas, karena puskesmas punya database," kata dia di Katadata Forum Virtual Series 'Persiapan Indonesia Dari Pandemi Menuju Endemik', seperti dalam keterangan resmi kepada republika.co.id, Sabtu (13/11).

Kemudian, langkah yang perlu dilakukan pemerintah adalah memperkuat dan menyiapkan tenaga medis terlatih. Khususnya dalam menemukan, melacak, dan mengambil spesimen serta pemutusan penularan virus.

Budi menilai, fasilitas kesehatan di Indonesia sudah sangat siap, mengingat Indonesia pernah menghadapi kasus positif Covid-19 cukup besar pada April-Mei lalu.

"Makanya ini dari pihak IDI memberikan rekomendasi, kita dokter-dokter tidak boleh lengah. Rumah sakit harus tetap waspada. Begitu ada peningkatan di masyarakat dan peringatan yang masuk rumah sakit, kita harus melihat grafiknya itu, kita harus bisa memprediksi risikonya," ungkap dia.

Ia pun menjelaskan, endemik sendiri merupakan suatu penyakit yang muncul dalam wilayah tertentu dan ada terus-menerus, namun tidak menimbulkan gejolak luar biasa.

Budi mencontohkan penyakit cacingan. Menurut dia, penyakit cacingan sudah menjadi endemik, karena masih ada di sekitar masyarakat Indonesia sampai saat ini. Namun demikian, meski banyak orang terkena penyakit tersebut, angka kasus ini tidak naik turun.

"Semakin kecil, bahkan beberapa rumah sakit sekarang yang dirawat karena Covid-19 sudah kecil sama dengan penyakit mencret dan yang lain-lainnya. Jadi sedikit agak positif dan bersyukur karena kasus kecil, tapi tetap waspada," tuturnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler