Iran Izinkan Pasokan Listrik untuk Afghanistan
Afghanistan memiliki sekitar 90 juta dolar AS tagihan listrik yang belum dibayar.
REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemerintah Iran akan memasok listrik untuk Afghanistan, setelah Taliban mengajukan rencana pembelian akibat kekurangan pasokan di negara itu.
Kesepakatan antara Iran dan Taliban dilaporkan telah ditandatangani oleh perusahaan listrik Afghanistan, Da Afghanistan Breshna Sherkat (DABS). Dalam ketentuan di perjanjian itu, Iran setuju untuk memasok 100 megawatt listrik.
Seorang juru bicara DABS mengatakan listrik akan memasok Provinsi Herat, Farah, dan Nimroz yang menghadapi kekurangan. Jaringan listrik di Afghanistan telah berada di bawah hutang yang menumpuk dan infrastruktur yang buruk sejak Taliban mengambil alih pemerintahan di negara itu pada pertengahan Agustus lalu.
Afghanistan bergantung pada impor asing untuk 70 persen dari berbagai kebutuhan di negara itu. Selama ini, sejumlah negara tetangga seperti Uzbekistan, Turkmenistan, dan Iran menjadi diantara pemasok listrik ke Afghanistan.
Mantan CEO DABS, yang mengundurkan diri ketika Taliban berkuasa mengatakan Afghanistan memiliki sekitar 90 juta dolar AS tagihan listrik yang belum dibayar. Kekurangan dalam infrastruktur jaringan listrik negara itu juga mempersulit pasokan listrik.
Pasokan listrik ke Afghanistan juga diperkirakan dapat terputus selama musim dingin yang jatuh pada akhir tahun ini.