Menkes: Vaksinasi Covid-19 Berbasis Risiko
Lansia memiliki risiko fatal yang jauh lebih tinggi dibandingkan anak-anak.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, pemberian vaksinasi Covid-19 untuk masyarakat, termasuk anak-anak dilakukan dengan berbasis risiko. Masyarakat yang paling berisiko untuk tertular Covid-19 serta masuk rumah sakit yakni tenaga kesehatan dan diikuti oleh kelompok lanjut usia yang memiliki angka fatality rate hingga 12 persen.
“Untuk imunisasi anak-anak, imunisasi itu diberikan berbasis risiko. Itu sebabnya kenapa tenaga kesehatan duluan, karena nakes yang paling sering ketemu dengan pasien. Kenapa kemudian orang tua duluan? Karena orang tua secara global itu fatality rate-nya paling tinggi, 12 persen,” ujar Menkes Budi saat konferensi pers usai ratas evaluasi PPKM di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (15/11).
Karena itu, dia menegaskan, vaksinasi akan difokuskan kepada para lansia terlebih dulu sebelum diberikan kepada anak-anak. Ini karena lansia memiliki risiko fatal yang jauh lebih tinggi dibandingkan anak-anak. Saat ini, vaksinasi kepada para lansia baru mencapai sekitar 40 persen.
Setelah target vaksinasi lansia terpenuhi, maka vaksinasi akan dilanjutkan kepada kelompok-kelompok lain yang memiliki risiko fatalitas lebih rendah dibandingkan lansia, yakni kelompok usia 40-50 tahun, kelompok masyarakat remaja, kemudian anak-anak yang memiliki fatality rate sekitar 0,5 persen.
“Jadi memang logikanya, kalau orang tuanya belum beres sebaiknya jangan turun dulu ke anak. Karena nanti konsentrasinya akan terpecah, vaksinasinya akan terpecah, vaksinatornya nanti akan terpecah. Jadi kita bantu secepat mungkin selesaikan orang tua, kalau sudah selesai baru ke anak,” ujarnya.
Baca juga : Pemerintah Siapkan Obat untuk Antisipasi Lonjakan Covid