Ibadah yang Dilakukan Agar Bisa Menemani Rasulullah di Surga

Amalan sunnah mempunyai banyak keutamaan kelak di surga

Pixabay
Amalan sunnah mempunyai banyak keutamaan kelak di surga. Ilustrasi Surga
Rep: Muhyiddin/Umar Mukhtar Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Seluruh umat Islam pasti akan senang jika bisa menamani Nabi Muhammad SAW di surga, dan setiap Muslim wajib mencintai Nabi Muhammad SAW. Hal ini sebagaimana difirmankan Allah SWT dalam Alquran.  

Baca Juga


قُلْ اِنْ كَانَ اٰبَاۤؤُكُمْ وَاَبْنَاۤؤُكُمْ وَاِخْوَانُكُمْ وَاَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيْرَتُكُمْ وَاَمْوَالُ ِۨاقْتَرَفْتُمُوْهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسٰكِنُ تَرْضَوْنَهَآ اَحَبَّ اِلَيْكُمْ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَجِهَادٍ فِيْ سَبِيْلِهٖ فَتَرَبَّصُوْا حَتّٰى يَأْتِيَ اللّٰهُ بِاَمْرِهٖۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ

Artinya: “Katakanlah, “Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (QS At-Taubah ayat 24).

Terdapat beberapa ibadah yang bisa dilakukan umat Islam agar bisa menemani nabi di surga. Mantan mufti besar Mesir, Syekh Ali Jumah, mengatakan, salah satu ibadah yang bisa dilakukan umat Islam untuk menemani Nabi Muhammad SAW di surga adalah dengan memperbanyak sujud.

عن رَبِيعَة بْن كَعْبٍ الْأَسْلَمِيُّ رضي الله عنه قَالَ : " كُنْتُ أَبِيتُ مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَأَتَيْتُهُ بِوَضُوئِهِ وَحَاجَتِهِ ، فَقَالَ لِي : سَلْ ، فَقُلْتُ : أَسْأَلُكَ مُرَافَقَتَكَ فِي الْجَنَّةِ ، قَالَ : أَوْ غَيْرَ ذَلِكَ ، قُلْتُ : هُوَ ذَاكَ ، قَالَ : فَأَعِنِّي عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ

Dari Rabi’ah bin Ka’ab al-Islamy RA, dia berkata, “Nabi SAW berkata kepadaku, “Wahai Rabiah mintalah sesuatu.” ‘Maka aku jawab: ‘Aku ingin bisa menemanimu di surga wahai nabi.’ Lalu nabi bertanya: “Ada yang lain tidak?,” Aku menjawab, “Tidak ada. Lalu Nabi bersabda, “Kalau begitu bantulah aku untuk bisa menolongmu dengan memperbanyak sujud.” (HR Muslim).

Rabiah bin Kaab Al Aslami adalah salah seorang sahabat yang bernasib malang. Dia tidak memiliki rumah untuk ditinggali, atau istilahnya pada zaman itu ialah ahlu suffah. Dalam hadits Bukhari, Abu Hurairah berkata, "Ahlu suffah adalah tamu-tamu Islam di mana mereka tidak memiliki keluarga, harta dan saudara."

Baca juga: Sempat Kembali Ateis, Mualaf Adam Takjub Pembuktian Alquran

Hakim Ayyad dalam sebuah riwayat menjelaskan, “Suffah mengacu pada atap di belakang masjid Nabi Muhammad SAW yang biasa menjadi tempat di mana orang miskin berteduh, yang kemudian dikaitkan dengan orang-orang yang berada di sana.

 

Ibnu Hajar juga menjelaskan, Suffah adalah tempat teduh di belakang Masjid Nabawi yang diperuntukkan bagi orang-orang asing yang tidak memiliki tempat tinggal dan keluarga. 

 

 

Ibnu Qayyim mengajak umat Muslim untuk melihat bagaimana Rabiah mengabdikan dirinya untuk Nabi Muhammad agar bisa menemaninya di surga. Dia membawakan air wudhu untuk Rasulullah SAW dan berbagai hal lain yang dibutuhkan. 

Rabiah kemudian menyampaikan apa yang menjadi keinginannya, yaitu terbebas dari api neraka dan menjadi pendamping Nabi Muhammad di surga.

Dalam buku “Klasifikasi Sholat Sunnah & Keutamaannya” karya Muhammad Naji menjelaskan, Imam an-Nawawi rahimahullah (wafat 676 H) mengomentari hadits di atas dalam kitabnya al-Minhaj Syarh Shahih Muslim bahwa yang dimaksud memperbanyak sujud adalah memperbanyak sholat sunnah. 

Karena itu, menurut Najib, semakin banyak kita sholat sunnah maka semakin banyak sujud yang kita lakukan. Semakin banyak sujud yang kita lakukan maka insya Allah semakin besar kemungkinan kita bisa menemani Nabi SAW di surganya Allah SWT.   

Sementara itu dikutip dari elbalad, Syekh Ali Jumah menjelaskan bahwa yang dimaksud memperbanyak sujud adalah dengan memperbanyak shalat. Karena, Nabi Muhammad sering melaksanakan sholat tahajud, dan beliau tidak meninggalkannya sampai sekitar tujuh belas rakaat.

Baca juga: Kian Dalami Islam, Mualaf Thenny Makin Yakin Kebenarannya

Kemudian, Rasulullah juga sering bangun di malam hari untuk melaksanakan sholat malam. Allah SWT berfirman,

قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا

“Bangunlah (untuk sholat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Alquran itu dengan perlahan-lahan.” (QS Al Muzzammil 2-4).

Selain itu, Rasulullah SAW juga sering memerintahkan umatnya untuk melaksanakan sholat Dhuha mulai dari dua rakaat hingga 12 rakaat setiap hari. Rasulullah bersabda: 

َمَنْ صَلَّى الضُّحٰى اِثْنَتٰى عَشَرَةَ رَكْعَةً بَنَى اللهُ لَهُ قَصْرًا فِى الْجَنَّةِ

Artinya: “Barang siapa yang melakukan sholat Dhuha dua belas rakaat, Allah akan membuatkan baginya istana di surga” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).

 

 

Sumber: elbalad, islamweb 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler