Mengenal Kanker Limfoma yang Diderita Ari Lasso
DLBCL dapat menyerang siapa pun tetapi lebih sering terjadi pada orang tua.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Penyanyi Ari Lasso menderita salah satu penyakit langka, yaitu kanker Diffuse Large B-cell Lymphoma (DLBCL). Penyakit tersebut dia derita sejak beberapa bulan lalu. Di akun Instagram-nya, Ari mengatakan telah menjalani pengobatan kemoterapi.
Apa itu DLBCL?
Kanker DLBCL atau limfoma sel B besar difus adalah jenis kanker darah yang berkembang ketika sel darah putih yang disebut limfosit tumbuh di luar kendali. Limfosit adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh yang berfungsi melawan infeksi. Ada dua jenis limfosit, yakni limfosit T (sel T) dan limfosit B (sel B). Namun, ada banyak jenis limfoma yang berbeda. Yang diidap Ari adalah limfoma sel B besar difus, jenis limfoma non-Hodgkin yang paling umum dan tumbuh dengan kecepatan tinggi.
Penyakit kanker ini dinamai DLBCL karena sel B yang berkembang secara abnormal lebih besar dibandingkan sel B yang sehat. Kemudian, sel abnormal itu menyebar ke seluruh tubuh.
Siapa saja yang dapat menderita DLBCL?
Dilansir di laman Lymphoma Action, Selasa (16/11), setiap tahun, sekitar 5.500 orang menderita DLBCL di Inggris. DLBCL dapat menyerang siapa pun tetapi lebih sering terjadi pada orang tua, khususnya pria yang berusia 65 tahun atau lebih.
Dalam kebanyakan kasus, penyebab DLBCL tidak diketahui. Jarang ada hubungan antara DLBCL dan kondisi yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Ini termasuk kondisi autoimun seperti rheumatoid arthritis dan lupus eritematosus sistemik, HIV, dan transplantasi organ.
Namun, seseorang mungkin memiliki risiko perkembangan DLBCL jika memiliki anggota keluarga yang menderita limfoma, memiliki virus hepatitis C, atau kelebihan berat badan.
Gejala DLBCL
Dilansir di laman WebMD, tanda pertama DLBCL sering berupa benjolan di selangkangan, ketiak, atau leher. Ini cenderung tumbuh dengan cepat dan mungkin menyakitkan. Sekitar 40 persen orang, DLBCL muncul di area lain, seperti perut atau usus.
Selain itu, pasien juga memiliki gejala lain, misalnya demam, berkeringat lebih pada malam hari, penurunan berat badan, perut atau dada nyeri saat ada tekanan, sesak napas, batuk, dan gatal.