Satgas Soroti Kenaikan Kasus di 37 Daerah di Jawa Bali

Satgas mencatat peningkatan kasus yang dirawat juga terlihat di Wisma Atlet, Jakarta.

ANTARA/Aprillio Akbar
Warga mengikuti vaksinasi COVID-19 di Gelanggang Remaja Kecamatan Matraman, Jakarta, Selasa (16/11/2021). Kementerian Kesehatan mencatat cakupan vaksinasi COVID-19 di Indonesia telah melampaui target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sekurang-kurangnya 40 persen populasi pada akhir 2021, dengan pencapaian vaksinasi hingga 14 November 2021 tercatat dari 208,2 juta target sasaran, sebanyak 215,6 juta dosis vaksin sudah diberikan kepada 130,3 juta orang untuk dosis pertama dan 83,1 juta orang untuk dosis kedua, sedangkan vaksinasi booster bagi tenaga kesehatan sudah diberikan sebanyak 1,19 juta orang.
Rep: Dessy Suciati Saputri Red: Hiru Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut, terdapat 29 persen atau 37 kabupaten kota di Jawa dan Bali yang mengalami peningkatan kasus pada pekan ini. Dari data Satgas, peningkatan kasus ini paling banyak terjadi di Jawa Tengah dengan 14 kabupaten kota, diikuti Jawa Timur dengan 12 kabupaten kota, dan Jawa Barat 8 kabupaten kota. “Terdapat 29 persen atau 37 kabupaten kota di Jawa Bali yang kasusnya meningkat dibandingkan minggu sebelumnya,” kata Wiku saat konferensi pers, Selasa (16/11).

Baca Juga


Kenaikan kasus ini juga dibarengi dengan peningkatan jumlah orang yang dirawat di 43 kabupaten kota di Jawa Bali atau sebesar 34 persen. Angka tertinggi kenaikan kasus yang dirawat yakni di Jawa Tengah dengan 14 kabupaten kota, Jawa Timur dengan 13 kabupaten kota, dan Jawa Barat dengan 8 kabupaten kota.

Selain itu, Satgas mencatat peningkatan kasus yang dirawat juga terlihat di Wisma Atlet, Jakarta. Selama seminggu terakhir ini, kata Wiku, jumlah orang yang dirawat konsisten meningkat antara 248-273. “Padahal sebelumnya, keterisian tempat tidur di Wisma Atlet sudah berhasil ditekan hingga 209,” tambah Wiku.

Saat kasus mengalami peningkatan dan semakin banyak masyarakat yang kembali dirawat, sayangnya laju vaksinasi justru mengalami penurunan selama tujuh pekan terakhir. Penurunan ini terjadi pada vaksin merk Sinovac. Sedangkan vaksinasi dengan vaksin merk Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Sinopharm justru mengalami peningkatan.

Karena itu, Wiku meminta seluruh pemerintah daerah agar segera meningkatkan cakupan vaksinasi di daerahnya masing-masing. Cakupan vaksin ini penting untuk menghadapi lonjakan kasus yang mulai terjadi.“Dan harus diupayakan tercapai sebelum terjadinya lonjakan ketiga,” lanjut dia.

Selain itu, ia juga meminta agar masyarakat tidak memilih-milih merk vaksin yang digunakan. Ia menegaskan, semua jenis vaksin yang masuk dan beredar di Indonesia sudah dipastikan keamanan, kualitas, dan juga efektifitasnya berdasarkan uji yang dilakukan oleh BPOM, serta pemantauan oleh instansi dan organisasi profesi terkait.

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler