Bahaya Asam Lemak Minyak Sawit Terhadap Penyebaran Kanker

Asam lemak di dalam minyak sawit bisa meningkatkan penyebaran sel kanker.

Pixabay
Asam lemak di dalam minyak sawit bisa meningkatkan penyebaran sel kanker.
Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, 

Baca Juga


Oleh: Desy Susilawati

Studi baru menemukan bahwa asam lemak di dalam minyak sawit dapat meningkatkan metastasis kanker pada tikus. Hasil studi ini disebut dapat mengarah pada terapi baru yang menghalangi penyebaran kanker di masa depan.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature ini mengungkapkan bahwa asam palmitat merupakan komponen utama minyak sawit. Asam lemak jenuh ini juga ditemukan dalam berbagai jumlah pada produk susu dan daging. Studi juga telah menghubungkan konsumsi asam palmitat dalam minyak sawit dengan peningkatan kadar kolesterol jahat yang terkait dengan penyakit kardiovaskular.

Studi dasar pada 2017 ini menemukan bahwa asam lemak tertentu, khususnya asam palmitat, dapat memulai metastasis dalam sel kanker. Tim peneliti yang sama kini menindaklanjuti penelitian sebelumnya dengan penelitian lebih lanjut yang menyelidiki proses tersebut dengan menggunakan berbagai eksperimen pada hewan.

“Pada tahun 2017, kami menerbitkan sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa asam palmitat berkorelasi dengan peningkatan risiko metastasis, tapi kami tidak tahu mekanisme yang bertanggung jawab untuk ini,” jelas Salvador Aznar-Benitah, ilmuwan utama dari penelitian tersebut, dilansir dari laman New Atlas, Kamis (18/11).

Dalam penelitian ini, para peneliti merinci proses dan mengungkapkan keterlibatan faktor memori kapasitas metastasis. Studi menunjukkan pendekatan terapeutik untuk membalikkannya. 

"Ini menjanjikan,” kata Aznar-Benitah secara singkat.

Dalam beberapa percobaan dengan tikus, studi baru tersebut menemukan bahwa asam palmitat secara signifikan meningkatkan kapasitas sel tumor untuk bermetastasis. Aktivitas metastasis ini terdeteksi ketika hewan diberi makan asam palmitat, tetapi juga ketika sel tumor yang terpapar asam palmitat ditransplantasikan ke hewan yang diberi diet normal.

Lebih lanjut, dalam memori metastatik yang tidak biasa ini, dalam sel kanker yang terpapar minyak palmitat, para peneliti menemukan perubahan epigenetik penting dalam sel. Perubahan epigenetik yang dipicu oleh paparan minyak palmitat ini menawarkan petunjuk kepada para peneliti tentang cara terapi di masa depan yang dapat menghambat mekanisme metastasis.

Aznar-Benitah mengatakan, memang terlalu dini untuk menyarankan intervensi diet bisa efektif dalam menghentikan metastasis pada pasien kanker. Akan tetapi, tentu masuk akal untuk berpikir membatasi konsumsi minyak kelapa sawit sehingga memperlambat metastasis kanker. Namun, fokus utama penelitian ke depannya akan memanfaatkan temuan ini untuk menghasilkan terapi baru yang menghambat penyebaran kanker.

“Kami berfokus pada target terapi potensial baru yang dapat kami hambat dan yang dapat memiliki manfaat terapeutik nyata bagi pasien terlepas dari diet mereka,” kata Aznar-Benitah. 

"Jika semuanya berjalan sesuai rencana, kita bisa memulai uji klinis pertama dalam beberapa tahun," tambah Aznar-Benitah.

Helen Rippon, dari Worldwide Cancer Research, penyandang dana utama pada studi baru ini mengatakan, metastasis menyumbang sebagian besar dari semua kematian akibat kanker. Menurutnya, temuan ini menawarkan para peneliti arah baru untuk terapi kanker baru yang menjanjikan.

“Penemuan ini merupakan terobosan besar dalam pemahaman kita tentang bagaimana diet dan kanker terkait dan, mungkin yang lebih penting, bagaimana kita dapat menggunakan pengetahuan ini untuk memulai pengobatan baru untuk kanker,” kata Rippon. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler