Petenis China Peng Shuai Menghilang, WTA Seru Penyelidikan
Peng Shuai sempat mengaku dipaksa berhubungan seks dengan pejabat China.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harian olahraga Prancis L'Equipe menempatkan Peng Shuai dalam halaman depan edisi Sabtu. Hal tersebut setelah keberadaan bintang tenis China itu tetap tidak diketahui hingga kini.
Mantan pemain ganda nomor satu dunia itu tak terlihat atau terdengar lagi sejak via media sosial China pada 2 November mengaku bahwa mantan wakil perdana menteri Zhang Gaoli telah memaksa dia berhubungan seks. Dan, mereka kemudian menjalani hubungan suka sama suka.
Asosiasi Tenis Putri (WTA) mengancam akan membatalkan turnamen tenis di China gara-gara hilangnya pemain berusia 35 tahun itu. "O est Peng Shuai?" (Di mana Peng Shuai?) tanya L'Equipe dalam halaman depannya.
Wakil kepala editor surat kabar L'Equipe, Jean-Philippe Leclaire, mengecam apa yang dia sebut "keheningan tanpa tedeng aling-aling" yang dilakukan Komite Olimpiade Internasional atau IOC.
"Bagaimana bisa Olimpiade Musim Dingin bisa dibuka 'secara normal' di Beijing pada 4 Februari, jika pada saat itu, jawaban yang jelas, tepat dan terutama meyakinkan tidak disampaikan kepada pertanyaan yang selanjutnya harus ditanyakan oleh para atlet di seluruh dunia: di mana Peng Shuai?" ujar Leclaire.
Baik Zhang maupun pemerintah China tidak mengomentari tuduhan ini. Postingan media sosial Peng segera dihapus dan topik tersebut diblokir dari diskusi internet di China yang amat disensor itu.
Kekhawatiran komunitas tenis global semakin besar. Mereka mengkhawatirkan keselamatan dan keberadaan Peng sejak atlet ini mengemukakan tuduhannya.
WTA sendiri menyerukan penyelidikan atas tuduhan Peng itu. Menurut Reuters, sejumlah petenis top dunia seperti Serena Williams dan Naomi Osaka, serta Komite Olimpiade Jerman, menyebarkan tagar #WhereIsPengShuai di media sosial.