Indonesia Dinilai Miliki Waktu untuk Cegah Gelombang Ketiga

Jubir Kemenkes harap seluruh pihak jaga tren penurunan Covid-19.

Istimewa
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dr. Siti Nadia Tarmizi M-Epid
Red: Bayu Hermawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, menilai Indonesia masih memiliki waktu untuk mencegah terjadinya gelombang ketiga Covid-19. Untuk itu, dia mengharapkan agar semua stakeholders berkaca dari terjadinya gelombang kedua pada Juli 2021, di mana varian Delta menjadi penyebabnya. 

Baca Juga


Oleh karena itu, Siti Nadia mengharapkan, agar semua pihak menjaga aktivitasnya. Mulai dari sosial, keagamaan, hingga ekonomi. Termasuk memastikan Indonesia tidak mengalami fenomena lost generation.

"Penting untuk menjaga kondisi yang sudah semakin membaik," katanya dalam Alinea Forum bertema Bersiaga Gelombang Ketiga, Selasa (11/23).

Selain itu, dia mengharapkan agar masyarakat tidak lagi memilih-milih vaksin. Agar mempercepat terjadinya herd immunity. Di mana herd immunity baru terbentuk jika 70 persen masyarakat di Indonesia sudah divaksinasi dosis dua atau lengkap.

Berdasarkan data hingga 23 November 2021, jumlah masyarakat yang sudah divaksinasi ke-1 sebanyak 135,41 juta. Vaksinasi ke-2 sebanyak 90,22 juta. Sedangkan vaksinasi ke-3 sebanyak 1,21 juta.

"Terinfeksi alamiah itu tidak menjadi faktor dalam perhitungan target vaksinasi untuk mengendalikan atau menurunkan laju penularan Covid-19," ujarnya.

 

Sementara, Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman menyebutkan, Covid-19 dapat dikendalikan dengan penanganan yang mengkombinasikan obat, vaksin, pembatasan sosial, 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan), dan 3T (testing, tracing, treatment). 

Meski, total vaksinasi lanjut usia (lansia) meningkat, tetapi capaian vaksinasi dosis kedua masih terbilang rendah.Makanya, Dicky Budiman menilai, hal ini rawan, karena proteksi untuk lansia hanya bertahan kurang dari 6 bulan. Itulah sebabnya negara maju seperti Korea Selatan memberikan suntikan dosis ketiga (booster) terhadap lansia tanpa menunggu 6 bulan.Bahkan, negara maju akan mendefinisikan vaksinasi Covid-19 lengkap sebagai sudah disuntik tiga dosis.

Sementara Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta Sarman Simanjorang, sangat berharap agar Indonesia tidak mengalami gelombang ketiga Covid-19.

"Itu akan membawa ekonomi kita terpuruk. Sektor pariwisata kita langsung stagnan karena penerbangan ditutup, turis tidak masuk, bahkan sektor perkantoran melarang mal buka, dan banyak juga tenaga kerja kita yang gajinya tidak full. Itu adalah kondisi riil yang dihadapi dunia usaha,” ujar Sarman.

Itu makanya para pengusaha sangat taat menjalankan program yang dicanangkan pemerintah, bahkan para pengusaha siap mengeluarkan dana ekstra untuk membeli peralatan-peralatan pendukung untuk mendukung protokol kesehatan, seperti sarana cuci tangan, masker, hand sanitizer.

Sarmin menegaskan, pengusaha akan selalu menjadi garda terdepan untuk senantiasa melaksanakan prokes dengan ketat di berbagai bidang usaha. Yang kedua dunia usaha juga akan mendukung penuh program vaksinasi.

"Upaya pemerintah untuk mengantisipasi jangan sampai terjadi gelombang ketiga, merupakan sesuatu yang harus kita dukung," tegasnya.

 

Sarman yakin melalui partisipasi dengan semua pihak angka penyebaran bisa terus ditekan dan dikawal. Sehingga tidak berdampak pada ekonomi kembali.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler