Polisi Uzbekistan Dilaporkan Paksa Muslim Cukur Janggut

Pemaksaan untuk mencukur jenggot sendiri telah menuai kritikan.

asianews.it
Muslim Uzbekistan tengah menjalankan shalat
Rep: Kiki Sakinah Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, TASHKENT -- Polisi Uzbekistan di luar ibukota Tashkent dilaporkan telah memaksa puluhan pria Muslim untuk mencukur jenggot mereka. Pemaksaan untuk mencukur jenggot sendiri telah menuai kritikan dari organisasi hak domestik dan internasional selama bertahun-tahun.

Baca Juga


Koresponden RFE/RL melaporkan pada 24 November 2021, bahwa dalam beberapa pekan terakhir polisi di kota Yangiyul, 20 kilometer dari Tashkent, telah memanggil para pria dan memaksa mereka untuk mencukur jenggot mereka.

Seorang aktivis setempat, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan bahwa di Yangiyul saja 22 pria telah mencukur janggut mereka selama sebulan terakhir. Menurutnya, praktik tersebut tampak sistematis.

"Hanya pria religius yang dipaksa untuk mencukur jenggot mereka," katanya, dilansir di RFE/RL, Kamis (25/11).

Pria yang berbicara dengan RFE/RL mengatakan polisi tidak menargetkan mereka yang menumbuhkan janggut untuk sekedar modis (mengikuti mode), tetapi hanya Muslim yang taat.

"Polisi mengatakan bahwa kami terlihat seperti teroris. Kami menumbuhkan jenggot karena ini dianggap sejalan dengan tradisi dan praktik Nabi Muhammad Saw. Mereka melanggar hak kami," kata seorang warga Yangiyul.

 

 

Sementara, seorang pejabat polisi setempat membantah bahwa pihak berwenang memaksa pria untuk mencukur jenggot mereka. Ada banyak laporan dalam beberapa tahun terakhir tentang polisi yang menargetkan pria berjanggut panjang di Uzbekistan, dalam apa yang dianggap sebagai upaya untuk memerangi Islam radikal di negara terpadat di Asia Tengah itu.

Pada Mei lalu, sebuah video beredar di Internet yang diduga menunjukkan seorang pejabat polisi di kota timur Namangan menginstruksikan bawahannya untuk menargetkan pria berjanggut dan memaksa mereka untuk mencukur saat mendokumentasikan prosesnya, mengambil gambar pria sebelum dan sesudah bercukur. 

Pada Juni lalu, polisi di kota timur Angren dilaporkan memaksa puluhan Muslim yang taat untuk mencukur jenggot mereka. Namun, pihak berwenang telah menolak laporan tersebut.

Mereka mengklaim bahwa dalam beberapa kasus warga diminta untuk mencukur jenggot mereka agar memiliki penampilan yang sesuai dengan foto mereka dalam dokumen identifikasi.

Pada Desember 2020, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menghapus Uzbekistan dari daftar pengamatan khusus untuk pelanggaran kebebasan beragama, yang telah dilakukan negara itu sejak 2018. AS mengatakan pemerintah Uzbekistan tidak lagi terlibat atau menoleransi pelanggaran berat kebebasan beragama. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler