Kredit Tumbuh, Kinerja Bank BUMN Bakal Moncer pada 2022
Bank Mandiri akan jadi salah satu yang mendapat keuntungan dari pemulihan ekonomi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meredanya kasus Covid-19 secara signifikan seiring dengan meningkatnya angka vaksinasi disebut menjadi katalis positif bagi industri perbankan. Pemulihan aktivitas bisnis setelah dilonggarkannya pengetatan PPKM akan membuat permintaan kredit kembali bergairah.
Tiga bank BUMN pun diproyeksi akan membukukan kinerja cemerlang pada tahun 2022. Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Handiman Soetoyo, mengatakan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menjadi salah satu bank yang akan mendapatkan keuntungan dari pemulihan ekonomi.
Dengan memanfaatkan posisinya sebagai mitra perbankan utama pemerintah untuk pembiayaan proyek korporasi dan infrastruktur, menurut Handiman, emiten bersandi saham BMRI ini akan menikmati percepatan pertumbuhan pinjaman pada 2022.
"Hal ini seiring dengan pulihnya ekonomi dan proyek-proyek pemerintah yang dilanjutkan kembali," kata Handiman dalam risetnya dikutip Senin (29/11).
Selain itu, Handiman menyebut, BMRI juga akan memperoleh keuntungan dari bergabungnya Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, dan BNI Syariah. Menurutnya, konsolidasi PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) ini akan berkontribusi pada pertumbuhan pinjaman, simpanan, dan pendapatan BMRI yang kuat pada 2021.
Alih-alih mengakuisisi bank kecil dan mengubahnya menjadi bank digital, BMRI memutuskan untuk mengembangkan super app-nya di dalam bank. BMRI memanfaatkan jaringan fisik luas yang terdiri dari 2.500 cabang, 13.087 ATM, dan 214.330 EDC di seluruh Indonesia.
Super app Livin' by Mandiri, telah bermitra dengan 400 lebih ekosistem, yang terdiri dari e-wallet, fintech P2P lending, ride hailing, e-commerce, bahan makanan, perawatan kesehatan, rekreasi, telekomunikasi, investasi, rekreasi, hingga tiket. Pengalaman pengguna yang dibawa oleh kolaborasi besar ini jauh melampaui apa yang dapat ditawarkan bank digital baru.
Handiman memperkirakan pertumbuhan pinjaman BMRI mencapai 11,1 persen pada 2022 dibandingkan 25,0 persen pada 2021 yang sebagian besar pertumbuhan pinjaman didorong oleh konsolidasi BRIS. Proyeksi Handiman cukup konservatif karena pertumbuhan pinjaman prapandemi rata-rata sebesar 11,1 persen yoy.
Pinjaman yang direstrukturisasi telah mencapai puncaknya pada kuartal II 2021 dan akan terus pulih ke depannya seiring dengan berlanjutnya kegiatan ekonomi. "Kami percaya biaya provisi akan terus normal pada 2022, sehingga dapat meningkatkan profitabilitasnya," terang Handiman.
Handiman menyebut, kinerja PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk juga akan memuaskan pada 2022. Emiten bersandi saham BBRI ini kian menegaskan kepemimpinannya dalam perbankan mikro. Sinergi holding ultra mikro yang terdiri dari BBRI, Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM) juga menguntungkan bagi kinerja perseroan.
"Kami percaya sinergi dari tiga entitas tersebut akan mempercepat pertumbuhan melalui pemasaran bersama, cross-selling, dan berbagi jaringan, mengurangi biaya kredit, operasional dan cost of fund," kata Handiman.
Menurut Handiman, sebanyak 62 juta bisnis di segmen mikro dan ultra mikro dengan hasil yang tinggi merupakan pasar yang menguntungkan bagi BBRI untuk digarap secara agresif pada 2022. Handiman memperkirakan segmen-segmen ini akan terus berkembang setelah dibukanya kembali perekonomian.
Tidak ketinggalan, PT Bank Negara Indonesia (Persero) juga akan menorehkan kinerja yang memuaskan. Handiman memperkirakan pertumbuhan kredit emiten bersandi saham BBNI ini akan tumbuh sebesar 10,7 persen pada 2022.
Pertumbuhan kredit akan banyak didorong oleh korporasi besar serta UKM dan diaspora yang berorientasi ekspor melalui program Xpora. Baru-baru ini BBNI juga bekerja sama dengan Shopee membuka akses global kepada 10.000 UKM melalui jaringan global Shopee.
Di bidang perbankan digital, BNI akan memperkuat transformasi digital melalui BNI Mobile Banking untuk nasabah retail dan BNI Direct untuk nasabah bisnis. BNI juga akan meningkatkan kapabilitas Open API untuk memperluas kolaborasi dengan berbagai ekosistem eksternal. Handiman meyakini langkah ini akan meningkatkan engagement nasabah dengan BBNI.
Menurut Handiman, BNI telah menandatangani perjanjian awal untuk mengakuisisi bank kecil dan akan mengubahnya menjadi bank digital untuk melayani segmen yang belum dimanfaatkan. Bank digital akan fokus pada UKM tradisional yang saat ini kurang terlayani oleh lembaga perbankan.
Handiman memperkirakan BBNI akan membukukan pendapatan Rp 15.449 miliar pada tahun 2022 atau tumbuh 11,6 persen. Pertumbuhan pendapatan akan didorong oleh pertumbuhan kredit yang lebih kuat sebesar 10,7 persen yoy, sehingga menghasilkan pendapatan bunga yang lebih kuat.