WHO: Varian Omicron Bisa Picu Risiko Global Tinggi

Kemunculan varian omicron menjadi pengingat bahwa pandemi belum berakhir.

Antara/Fauzan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa varian Covid-19 omicron bisa memicu risiko global yang sangat tinggi (ilustrasi).
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa varian Covid-19 omicron bisa memicu risiko global yang sangat tinggi, seiring lebih banyak negara melaporkan temuan kasus. Menanggapi lonjakan kasus, banyak negara termasuk Indonesia memilih untuk memperketat perbatasan negara.

Baca Juga


“Kemunculan omicron adalah pengingat bahwa meskipun banyak dari kami berpikir pandemi Covid-19 sudah berakhir, tapi tidak bagi kami,” kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus seperti dilansir di NBC News, Selasa (30/11).

WHO juga mendesak para pemimpin negara untuk mempercepat cakupan vaksinasi Covid-19, terutama di antara kelompok-kelompok rentan. Vaksinasi bisa menjadi upaya efektif dalam meningkatkan pengawasan dan pengurutan sekuens genom.

"Omicron memiliki jumlah mutasi spike yang belum pernah terjadi sebelumnya, beberapa di antaranya sangat mengkhawatirkan. Jika lonjakan besar Covid-19 terjadi didorong oleh omicron, konsekuensinya mungkin parah,” kata badan tersebut dalam laporannya. 

Varian baru ini pertama kali terdeteksi di Afrika bagian selatan pekan lalu, dan kini telah terdeteksi di puluhan negara di seluruh dunia. Sementara itu, kasus di Skotlandia dan Portugal menunjukkan bahwa varian tersebut mungkin sudah menyebar di luar wilayah Afrika bagian selatan.

"Mungkin sudah ada transmisi lokal dari varian ini di Skotlandia," kata Menteri Pertama atau Perdana Menteri Skotlandia, Nicola Sturgeon, setelah negara itu melaporkan enam kasus pertamanya.

Pejabat kesehatan di Portugal mengatakan negara itu telah mendeteksi 13 kasus omicron di antara anggota tim klub sepak bola profesional. Salah satu dari mereka yang dinyatakan positif di klub sepak bola Belenenses yang berbasis di Lisbon baru-baru ini melakukan perjalanan ke Afrika Selatan.

Varian tersebut kini telah terdeteksi di Inggris, Belanda, Italia, Jerman, Belgia, Kanada, Australia, Israel, dan Hong Kong, dan negara lainnya. Irlandia juga mempelajari lebih dari 10 kasus potensial dari varian tersebut, menurut keterangan dari menteri kesehatan Stephen Donnelly.

Namun, sejauh mana penyebaran varian omicron di seluruh dunia, masih belum jelas karena negara-negara menemukan kasus baru setiap hari. AS belum mengidentifikasi kasus apa pun, tetapi pakar penyakit menular terkemuka pemerintah, dr Anthony Fauci, telah memperingatkan bahwa itu mungkin sudah sampai ke Amerika. Sebagai upaya antisipasi, AS telah membatasi perjalanan dari Afrika Selatan dan tujuh negara tetangganya.

Pemerintah Indonesia juga membatasi akses masuk sementara terhadap beberapa negara di Afrika, termasuk Afrika Selatan (Afsel). Penyekatan sementara itu dilakukan guna mencegah penularan virus Covid-19 varian baru, omicron yang ditemukan pertama kali di Afrika Selatan.

Pembatasan akses tersebut berdasarkan Surat Edaran Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor IMIM-0269.GR.01.01 Tahun 2021. Surat tersebut berisi tentang pembatasan sementara orang asing yang pernah tinggal dan atau mengunjungi beberapa negara tertentu untuk masuk ke Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler