6 Investasi Risiko Rendah Buat Kamu yang Cari Aman

Investasi adalah kegiatan penanaman modal yang memiliki tingkatan risiko berbeda

Investasi: Tips investasi dengan risiko minim
Rep: cermati.com Red: cermati.com

Investasi adalah kegiatan penanaman modal yang memiliki tingkatan risiko berbeda. Ada risiko investasi rendah, risiko investasi sedang, dan risiko investasi tinggi.

Risiko investasi berbanding lurus dengan return atau imbal hasil yang diterima. Bila investasi berisiko tinggi, maka tinggi pula keuntungannya.

Dikenal high risk, high return. Pun sebaliknya. Jika sebuah risiko investasi rendah, imbal hasilnya juga kecil.

Untuk investasi pemula atau memiliki profil risiko konservatif, ini pilihan investasi risiko rendah yang cocok:

Baca Juga: Pilihan Reksadana yang Bagus untuk Pemula

 

1. Investasi deposito


Investasi deposito

Investasi deposito adalah instrumen investasi risiko rendah dari perbankan. Karena risikonya hanya berupa penurunan suku bunga akibat kebijakan Bank Indonesia (BI) dan perbankan.

Investasi deposito tidak bisa dicairkan setiap waktu, seperti tabungan karena ada tenor atau jangka waktunya. Mulai dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan atau 24 bulan.

2. Investasi reksadana

Investasi reksadana adalah instrumen investasi risiko rendah selanjutnya yang sangat pas untuk pemula. Dari empat jenis reksadana, yang paling minim risiko adalah investasi reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap.

Reksadana pasar uang adalah jenis reksadana yang dananya diinvestasikan pada produk pasar uang yang risikonya rendah, misalnya lewat deposito dan obligasi (surat utang) jangka pendek. Cocok untuk keperluan investasi jangka pendek, kurang dari 1 tahun.

Sedangkan reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang sebagian besar alokasi investasinya ditempatkan pada efek utang yang memberikan pendapatan tetap. 

Contohnya seperti surat utang atau obligasi yang jatuh temponya lebih dari 1 tahun. Baik yang diterbitkan korporasi maupun pemerintah.

Disebut pendapatan tetap karena surat utang atau obligasi tersebut memberi imbal hasil pasti secara rutin, misal sebulan atau 3 bulan sekali. 

Baca Juga: Bagaimana Cara Memulai Investasi dari Nol?

3. Investasi emas


Investasi emas

Investasi emas adalah salah satu instrumen investasi favorit semua kalangan dan lintas generasi. Mulai dari anak muda, orangtua, ibu rumah tangga sampai pejabat dan pengusaha.

Investasi emas dikenal sebagai investasi safe haven, kebal terhadap inflasi dan krisis. Meski begitu, tetap ada risiko investasi emas, seperti penurunan harga.

Tetapi tenang, nilai atau harga emas relatif stabil. Kalaupun terjadi penurunan, tidak akan terlalu signifikan seperti saham. Dan potensi untuk rebound atau naik tinggi sangat terbuka lebar.

4. Investasi Peer to Peer Lending (P2P)

Investasi peer to peer lending adalah investasi pada perusahaan pinjaman online. Kamu menjadi pendana atau lender, di mana modal yang kamu tanam akan diputar perusahaan peer to peer lending untuk memberikan pinjaman kepada borrower.

Perusahaan peer to peer lending menyediakan platform atau aplikasi khusus yang akan menghubungkan kamu sebagai pendana dengan peminjam. Risiko investasi peer to peer hanya sebatas bila terjadi gagal bayar peminjam.

Namun itupun, pendana atau investor tetap mendapat jaminan pengembalian dana dari perusahaan p2p lending meski jumlahnya tidak 100%

Baca Juga: Investasi Saham Syariah: Pengetahuan Umum dan Cara Investasinya

5. Investasi obligasi pemerintah


Investasi obligasi

Investasi obligasi pemerintah, seperti ORI, sukuk, SBR, dan lainnya adalah investasi risiko rendah selanjutnya. Hanya risiko likuiditas.

Contohnya investasi ORI, risiko likuiditas terjadi akibat penjualan ORI sebelum masa jatuh tempo. Kesulitan menjual ORI di pasar sekunder dengan harga jual wajar.

Pun dengan investasi SBR. Risiko likuiditas investasi ini karena tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder atau hanya bisa dipegang pembeli pertama.

6. Investasi valuta asing (valas)

Investasi valuta asing adalah kegiatan penanaman modal dengan membeli mata uang asing. Membeli saat harganya murah, dan menjual ketika harga naik.

Selisih harga tersebut yang bisa menjadi keuntungan kamu dari investasi valuta asing. Meski kelihatannya sangat mudah, investasi valuta asing menuntut kamu rajin mengamati pergerakan kurs karena nilainya cenderung fluktuatif.

Sisihkan Uang untuk Belajar Memulai Investasi

Banyak dari kamu yang sebenarnya ingin investasi untuk memperoleh pemasukan tambahan, tetapi masih ragu dan takut.

Cara memulai investasi, selain memiliki niat dan tekad, juga harus rajin menyisihkan uang sebagai modal investasi. Mulai investasi dengan instrumen yang rendah risiko agar tetap tenang dan nyaman.

Untung atau rugi investasi, semua hanya masalah waktu dan pengalaman saja. Semakin lama kamu terjun ke dunia investasi, percayalah semakin mahir pula kamu mengelola portofolio investasimu sehingga hasilnya lebih maksimal.

Baca Juga: 6 Tips Aman Investasi Saham dan Reksadana Online

 

Lihat Artikel Asli
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Berita Terpopuler